8 Faktor Kesuksesan Manajemen Inventory & 12 Metrik yang Perlu Diukur
Posted: Agustus 20, 2024
Updated: Agustus 23, 2024
IN THIS ARTICLE
Di chapter sebelumnya, kami telah membahas mengenai jenis layout gudang dan tips memilihnya. Dalam chapter ini, akan dibahas pentingnya manajemen persediaan, faktor keberhasilannya, dan metrik-metrik penting yang perlu dipantau untuk membantu bisnis mencapai keunggulan operasional dan keuntungan finansial.
Manajemen inventory merupakan aspek penting dalam operasional bisnis yang mencakup proses pemesanan, penyimpanan, penggunaan, dan pelacakan barang dan bahan. Manajemen persediaan sangat penting untuk mengoptimalkan efisiensi rantai pasokan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Apa itu manajemen inventory?
Manajemen inventaris merujuk pada pengendalian persediaan barang dan bahan baku di perusahaan secara sistematis dan strategis. Kegiatan manajemen inventaris mencakup akuisisi, penyimpanan, pelacakan, dan distribusi barang dengan memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan biaya persediaan.
Tujuan utama dari manajemen inventaris adalah untuk memastikan aliran produk yang tidak terputus, menjaga tingkat stok yang optimal, mencegah kehabisan stok dan situasi kelebihan stok, serta berkontribusi pada efisiensi operasional secara keseluruhan.
Manajemen inventaris melibatkan penggunaan berbagai metodologi, teknologi, dan proses untuk secara efektif menyeimbangkan biaya penyimpanan inventaris dan manfaat memiliki produk yang siap digunakan untuk produksi atau pemenuhan pesanan.
Pentingnya Manajemen Inventory
1. Tingkat Stok Optimal
Mencegah Kehabisan Stok: Manajemen inventaris yang efektif dapat meminimalkan kehabisan stok bahkan menghindari terjadinya stok habis. Hal ini bertujuan untuk mencegah gangguan dalam produksi atau penundaan pemenuhan pesanan.
2. Kontrol Biaya
Meminimalkan Holding Cost: Menyeimbangkan tingkat inventaris membantu mengurangi inventory costing penyimpanan yang terkait dengan penyimpanan, asuransi, dan keusangan, sehingga berkontribusi terhadap pengendalian biaya secara keseluruhan.
Mencegah Biaya Kelebihan Stok: Menghindari kelebihan inventaris akan meminimalkan resiko biaya kelebihan stok, seperti biaya penyimpanan, depresiasi, dan potensi penurunan harga.
3. Efisiensi Operasional
Menyederhanakan Proses: Proses inventaris yang dikelola dengan baik menghasilkan operasi yang lebih lancar, pemenuhan pesanan yang lebih cepat, dan siklus produksi yang efisien.
Mengurangi Lead Time: Tingkat inventaris yang optimal berkontribusi pada pengurangan lead time, memastikan bahwa produk tersedia saat dibutuhkan.
4. Kepuasan Pelanggan
Memastikan Ketersediaan Produk: Mempertahankan level inventaris yang tepat memastikan bahwa produk tersedia saat pelanggan menginginkannya, sehingga kepuasan pelanggan meningkat.
Mencegah Backorder: Manajemen inventaris yang efektif meminimalkan terjadinya backorder, sehingga mencegah penundaan pengiriman produk kepada pelanggan.
5. Ketahanan Rantai Pasokan
Beradaptasi dengan Perubahan Pasar: Manajemen inventaris memungkinkan bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan permintaan pasar, gangguan rantai pasokan, dan faktor dinamis lainnya.
Meningkatkan Fleksibilitas: Sistem inventaris yang dikelola dengan baik memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk merespon fluktuasi kebutuhan produksi atau perubahan permintaan pelanggan yang tak terduga.
6. Kesehatan Finansial
Mengoptimalkan Arus Kas: Manajemen inventaris yang efisien mengoptimalkan arus kas perusahaan dengan mencegah kelebihan modal dalam inventaris yang tidak terjual.
Meningkatkan Profitabilitas: Menyeimbangkan tingkat inventaris berkontribusi pada profitabilitas yang lebih baik dengan meminimalkan pengeluaran yang tidak perlu dan memaksimalkan peluang penjualan.
7. Mencegah Keusangan Produk
Pembuangan Inventaris yang Tepat Waktu: Manajemen inventaris membantu mengidentifikasi barang yang bergerak lambat atau usang, memungkinkan bisnis mengambil tindakan proaktif seperti promosi atau pembuangan tepat waktu.
8. Peramalan dan Perencanaan (Forecasting and Planning)
Pengambilan Keputusan yang Informatif: Data daftar inventaris berfungsi sebagai sumber daya yang berharga untuk memperkirakan permintaan dan perencanaan strategis. Hal ini dapat membantu bisnis membuat keputusan yang tepat tentang pengadaan, produksi, dan distribusi.
9. Hubungan Pemasok dan Pelanggan
Komunikasi yang Efisien: Manajemen inventaris yang efektif memfasilitasi komunikasi dengan pemasok untuk memastikan pasokan bahan baku dan komponen tetap stabil.
Perjanjian Pesanan yang Akurat: Bisnis dapat menjanjikan pengiriman yang akurat kepada pelanggan untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
10. Kepatuhan dan Mitigasi Risiko
Kepatuhan terhadap Peraturan: Manajemen inventaris membantu bisnis mematuhi persyaratan peraturan dan standar industri.
Mitigasi Risiko: Manajemen inventaris membantu meminimalkan resiko kehabisan stok, penundaan produksi, dan masalah lain yang dapat mempengaruhi rantai pasokan secara keseluruhan.
Data Statistik mengenai Manajemen Inventaris
Pemantauan inventaris:
Hampir separuh usaha kecil (43%) tidak aktif memantau inventaris mereka dan 21% di antaranya mengklaim tidak memiliki stok sama sekali. Usaha yang melacak inventaris mereka umumnya menggunakan software akuntansi.
Akurasi Inventaris
Menurut data, rata-rata akurasi inventaris adalah sekitar 63% di seluruh industri operasi ritel di Amerika Serikat.
Biaya Kelebihan Inventaris
The Institute of Business Forecasting and Planning (IBF) melaporkan bahwa inventaris berlebih dan usang di Amerika Serikat merugikan bisnis sekitar $300 miliar setiap tahun.
Penggunaan Teknologi
ValuTrack melaporkan bahwa sekitar 73% gudang berencana untuk mengadopsi solusi manajemen inventaris seluler.
Manfaat Manajemen Inventaris yang Canggih
Menurut laporan oleh Statista, banyak bisnis yang melaporkan berbagai manfaat dari penerapan sistem manajemen inventaris yang canggih, termasuk peningkatan efisiensi (63%), peningkatan pemenuhan pesanan (52%), dan peramalan permintaan yang lebih baik (51%).
Pasar Global Software Manajemen Inventory
Menurut laporan oleh Fortune Business Insights, nilai pasar global software manajemen inventory pada tahun 2022 mencapai nilai sebesar $1,98 miliar dan diperkirakan akan meningkat menjadi $4,05 miliar pada tahun 2030 dengan proyeksi Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 9,6% selama periode perkiraan.
E-commerce dan Manajemen Inventaris
Dengan pertumbuhan e-commerce, manajemen inventaris menjadi semakin penting. Sebuah survei oleh Brightpearl menemukan bahwa 84% bisnis e-commerce menganggap manajemen inventaris sebagai faktor penting untuk kesuksesan mereka.
Manfaat Teknologi RFID
Dalam situasi tertentu, penggunaan sistem inventaris RFID telah meningkatkan akurasi inventaris secara signifikan sebesar 13% dibandingkan dengan metode pelacakan tradisional dan pemeriksaan inventaris manual.
Faktor Utama Keberhasilan dalam Manajemen Inventory
1. Peramalan Permintaan yang Akurat
Keuntungan:
Peramalan permintaan yang akurat sangat penting karena dapat membantu bisnis mengantisipasi kebutuhan pelanggan, mencegah kehabisan stok, dan mengurangi kelebihan persediaan.
Strategi:
Memanfaatkan data historis, tren pasar, dan alat peramalan yang canggih.
Perbarui perkiraan secara berkala untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi pasar.
Tantangan:
Peramalan yang tidak akurat dapat menyebabkan kehabisan stok atau kelebihan stok, sehingga berdampak pada kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional.
Praktik Terbaik:
Melakukan investasi dengan mengimplementasikan software forecasting yang canggih, berkolaborasi dengan tim penjualan dan pemasaran serta terus menyempurnakan model berdasarkan data real-time.
2. Analisis ABC yang Efektif
Keuntungan:
Analisis ABC mengkategorikan inventaris berdasarkan nilai dan kepentingannya. Hal ini memungkinkan bisnis mengalokasikan sumber daya secara efisien
Strategi:
Terapkan analisis ABC untuk memprioritaskan upaya manajemen dan sumber daya berdasarkan kepentingannya di setiap kategori inventaris.
Tantangan:
Menyeimbangkan perhatian di seluruh kategori inventaris yang berbeda dapat menjadi tantangan yang menyebabkan misalokasi sumber daya.
Praktik Terbaik:
Secara berkala menilai kembali kategorisasi, menyesuaikan strategi manajemen untuk setiap kategori, dan menggunakan otomatisasi untuk kategorisasi yang efisien.
3. Reorder Point dan Safety Stock yang Optimal
Keuntungan:
Menetapkan reorder point yang tepat dan mempertahankan tingkat safety stock dapat mencegah kehabisan stok dan gangguan dalam rantai pasokan.
Strategi:
Hitung reorder point berdasarkan lead time, variabilitas permintaan, dan tingkat layanan yang diinginkan.
Bangun safety stock untuk mengantisipasi ketidakpastian.
Tantangan:
Kompleksitas dalam menentukan keseimbangan yang tepat antara reorder point dan safety stock.
Praktik Terbaik:
Gunakan metode statistik untuk perhitungan yang akurat, secara berkala tinjau, dan sesuaikan level berdasarkan pola permintaan yang berubah.
Tingkatkan komunikasi terbuka, negosiasikan persyaratan yang menguntungkan, dan berkolaborasi dengan supplier untuk mengatasi variasi lead time.
Tantangan:
Keandalan pemasok dan perubahan dalam manajemen rantai pasokan dapat menjadi tantangan.
Praktik Terbaik:
Diversifikasi pemasok bila memungkinkan, bangun saluran komunikasi yang jelas, dan kembangkan kemitraan strategis jangka panjang.
5. Menerapkan Solusi Teknologi
Keuntungan:
Memanfaatkan teknologi canggih, seperti Inventory Management Systems (IMS) dan Warehouse Management Systems (WMS) dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi.
Strategi:
Lakukan investasi dalam teknologi yang selaras dengan kebutuhan manajemen inventaris, berikan pelatihan staf, dan terapkan solusi canggih secara bertahap.
Tantangan:
Integrasi teknologi baru dengan sistem yang ada dapat menjadi kompleks.
Praktik Terbaik:
Pilih solusi yang terukur, lakukan program pelatihan menyeluruh, dan pastikan kompatibilitas dengan infrastruktur yang ada.
Memanfaatkan analitik data memungkinkan peningkatan berkelanjutan dengan mengidentifikasi tren dan area untuk optimalisasi.
Strategi:
Memanfaatkan analitik untuk menilai metrik kinerja, mengidentifikasi area untuk peningkatan, dan memperbaiki strategi manajemen inventaris.
Tantangan:
Mengakses dan menginterpretasikan kumpulan data yang besar dapat menjadi tantangan tanpa alat yang tepat.
Praktik Terbaik:
Lakukan investasikan terhadap alat analitik yang mudah digunakan, berikan pelatihan untuk staf, dan tinjau serta tindak lanjuti wawasan berbasis data secara berkala.
8. Fleksibilitas dan Adaptabilitas
Keuntungan:
Mempertahankan fleksibilitas memungkinkan bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar, preferensi pelanggan, dan peristiwa tak terduga.
Strategi:
Tetap fleksibel dalam perencanaan inventaris, proses, dan adopsi teknologi untuk merespons perubahan pasar dengan cepat.
Tantangan:
Beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam permintaan atau gangguan rantai pasokan dapat menjadi tantangan.
Praktik Terbaik:
Terapkan strategi rantai pasokan yang gesit, evaluasi ulang dan sesuaikan rencana secara berkala, serta bina budaya adaptabilitas.
Metrik Manajemen Inventaris
1. Perputaran Inventaris (Inventory Turnover)
Rumus: Cost of Goods Sold (COGS) / Persediaan Rata-rata
Tujuan: Mengukur berapa kali persediaan dijual dan diganti dalam periode tertentu. Rasio perputaran yang lebih tinggi menunjukkan manajemen persediaan yang efisien.
Tujuan: Mengevaluasi profitabilitas persediaan dengan membandingkan margin kotor dengan investasi persediaan rata-rata. GMROI yang lebih tinggi menunjukkan pemanfaatan persediaan yang efektif.
3. Tingkat Stok Habis (Stockout Rate)
Rumus: (Jumlah Stok Habis / Jumlah Total Peluang untuk Menjual) * 100
Tujuan: Mengukur persentase waktu stok habis saat pelanggan ingin membelinya. Tingkat stok habis yang lebih rendah menunjukkan perencanaan persediaan yang lebih baik.
4. Tingkat Pemenuhan (Fill Rate)
Rumus: (Jumlah Barang yang Dikirim / Jumlah Barang yang Dipesan) * 100
Tujuan: Mengukur persentase pesanan pelanggan yang dapat segera dipenuhi. Tingkat pemenuhan yang tinggi menunjukkan pemenuhan pesanan yang efisien dan kepuasan pelanggan.
5. Akurasi Cycle Count (Cycle Count Accuracy)
Rumus: (Jumlah Perhitungan Persediaan yang Benar / Jumlah Total Hitung Persediaan) * 100
Tujuan: Menilai akurasi perhitungan inventaris fisik dibandingkan dengan tingkat inventaris yang tercatat. Persentase akurasi yang lebih tinggi menunjukkan persediaan yang dikelola dengan baik.
6. Days Sales of Inventory (DSI)
Rumus: (Persediaan Rata-rata / COGS) * Jumlah Hari dalam Periode
Tujuan: Mengukur jumlah hari yang dibutuhkan untuk menjual persediaan rata-rata. DSI yang lebih rendah menunjukkan perputaran persediaan yang lebih cepat.
7. Biaya Penyimpanan Persediaan (Holding Cost of Inventory)
Rumus: (Biaya Persediaan Rata-rata * Tingkat Biaya Penyimpanan) / 2
Tujuan: Menghitung biaya penyimpanan persediaan dapat membantu bisnis memahami dampak finansial dari membawa persediaan selama periode tertentu.
8. Cakupan Permintaan Lead Time (Lead Time Demand Coverage)
Rumus: (Permintaan Lead Time / Persediaan Keselamatan) * 100
Tujuan: Mengevaluasi persentase permintaan yang dipenuhi oleh safety stock selama lead time. Persentase cakupan yang lebih tinggi menunjukkan mitigasi risiko yang lebih baik.
9. Rasionalisasi Stock Keeping Unit (SKU)
Rumus: (Jumlah SKU Aktif / Jumlah Total SKU) * 100
Tujuan: Menilai persentase SKU yang secara aktif berkontribusi pada penjualan serta membantu mengidentifikasi dan menghilangkan item yang lambat bergerak atau usang.
10. Akurasi Pesanan (Order Accuracy)
Rumus: (Jumlah Pesanan yang Akurat / Jumlah Total Pesanan) * 100
Tujuan: Mengukur persentase pesanan yang dikirim tanpa kesalahan. Akurasi pesanan yang tinggi mencerminkan proses picking dan pengemasan yang efisien.
11. Tingkat Backorder
Rumus: (Jumlah Item Backorder / Jumlah Total Item yang Dipesan) * 100
Tujuan: Mengukur persentase item yang dipesan yang tidak segera tersedia untuk pengiriman. Tingkat backorder yang lebih rendah menunjukkan perencanaan persediaan yang efektif.
12. Tingkat Pengembalian (Return Rate)
Rumus: (Jumlah Barang yang Dikembalikan / Jumlah Total Barang Terjual) * 100
Tujuan: Menilai persentase barang yang dikembalikan pelanggan. Tingkat pengembalian yang lebih rendah menunjukkan kualitas produk yang lebih tinggi dan kepuasan pelanggan.
Kesimpulan
Manajemen inventory yang efektif sangat penting untuk pengendalian biaya dan operasional yang efisien. Proses inventarisasi secara manual sering kali mengakibatkan tingkat stok yang tidak akurat, pemenuhan pesanan yang tertunda, dan peningkatan risiko kesalahan. Tantangan ini dapat menyebabkan kelebihan stok, kehabisan stok, dan inefisiensi operasional yang berdampak pada kinerja bisnis secara keseluruhan.
Warehouse Management Systems (WMS) muncul sebagai solusi untuk tantangan tersebut, karena aplikasi stok barang mengotomatiskan pelacakan inventaris, meningkatkan akurasi tingkat stok, membuat laporan inventaris, dan memfasilitasi visibilitas real-time ke pergerakan inventaris. Selain itu, jika Anda menghadapi masalah operasional lain seperti akuntansi, SDM, atau tantangan gudang, pertimbangkan untuk menerapkan sistem ERP dengan modul terintegrasi untuk mengotomatisasi proses ini secara efektif.
Definisi: Teknik klasifikasi yang mengkategorikan item inventaris ke dalam kelompok A (nilai tinggi), B (nilai sedang), dan C (nilai rendah) untuk manajemen yang diprioritaskan.
Backorder
Definisi: Pesanan pelanggan yang tidak dapat segera dipenuhi karena stok barang yang tidak mencukupi dan ditunda hingga stok baru tiba.
Batch Control
Definisi: Mengelola produksi atau pengadaan barang dalam jumlah batch tertentu untuk mengoptimalkan proses.
Cycle count
Definisi: Metode audit reguler dan berkelanjutan untuk sebagian item inventaris yang bertujuan untuk menjaga akurasi dan menggantikan penghitungan penuh berkala.
Days on Hand(DOH)
Definisi: Metrik yang menghitung rata-rata jumlah hari item tertentu disimpan dalam inventaris sebelum dijual.
Days Sales of Inventory(DSI)
Definisi: Metrik keuangan yang mengukur rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual seluruh persediaannya.
Demanufacturing
Definisi: Proses pemecahan produk bekas atau usang menjadi komponen penyusunnya untuk didaur ulang atau dibuang.
Peramalan Permintaan(Demand Forecasting)
Definisi: Proses memperkirakan permintaan di masa depan untuk produk atau layanan berdasarkan data historis dan tren pasar.
Variabilitas Permintaan(Demand Variability)
Definisi: Sejauh mana permintaan pelanggan terhadap produk berfluktuasi yang mempengaruhi perencanaan inventaris dan tingkat stok pengaman.
Economic Order Quantity (EOQ)
Definisi: Kuantitas pesanan optimal yang meminimalkan total biaya penyimpanan inventaris dan biaya pemesanan.
Tingkat Pemenuhan (Fill Rate)
Definisi: Metrik yang menunjukkan efisiensi pemenuhan pesanan dengan mengukur persentase permintaan pelanggan yang dipenuhi melalui inventaris yang tersedia.
Just-In-Time(JIT)
Definisi: Pendekatan manajemen inventaris untuk meminimalkan biaya penyimpanan di mana barang tiba tepat pada waktunya untuk produksi atau pesanan pelanggan.
Lead Time
Definisi: Waktu yang dibutuhkan dari menempatkan pesanan hingga menerima barang, termasuk pemrosesan pesanan, pengiriman, dan pengiriman.
Material Requirements Planning (MRP)
Definisi: Sistem perencanaan produksi dan pengendalian inventaris yang mengelola proses manufaktur berdasarkan perkiraan permintaan.
Persediaan Usang (Obsolete Inventory)
Definisi: Barang yang tidak lagi diminati atau berguna dan mungkin perlu dihapuskan sebagai kerugian.
Pemenuhan Pesanan (Order Fulfillment)
Definisi: Proses lengkap dari menerima pesanan pelanggan hingga mengirimkan produk yang melibatkan pengambilan, pengepakan, dan pengiriman.
Persediaan yang Mudah Rusak (Perishable Inventory)
Definisi: Barang dengan umur simpan terbatas yang membutuhkan pengelolaan hati-hati untuk mencegah pembusukan atau kadaluwarsa.
Sistem Inventaris Perpetual
Definisi: Sistem pelacakan berkelanjutan di mana tingkat inventaris diperbarui secara real-time saat barang dibeli atau dijual.
Siklus Pengisian Ulang (Replenishment Cycle)
Definisi: Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kembali persediaan setelah produk terjual atau digunakan.
Reorder Point (ROP)
Definisi: Tingkat inventaris di mana pesanan baru harus ditempatkan untuk menghindari kehabisan stok selama lead time.
Safety Stock
Definisi: Inventaris ekstra yang disimpan untuk mengurangi risiko kehabisan stok karena ketidakpastian dalam permintaan atau pasokan.
Stock-Keeping Unit (SKU)
Definisi: Pengidentifikasi unik yang ditetapkan untuk setiap item berbeda dalam inventaris dengan tujuan pelacakan dan manajemen.
Inventaris Berseri (Serialized Inventory)
Definisi: Item yang dilacak secara individual menggunakan nomor seri unik, biasanya digunakan untuk produk bernilai tinggi atau berisiko tinggi.
Stock Turnover
Definisi: Jumlah berapa kali inventaris dijual atau digunakan dalam periode tertentu yang menunjukkan seberapa cepat bisnis menjual stoknya.
Gangguan Rantai Pasokan
Definisi: Peristiwa atau gangguan tak terduga yang mempengaruhi aliran normal barang dan jasa dalam rantai pasokan.
Turn and Earn
Definisi: Strategi yang berfokus pada penjualan inventaris dengan cepat untuk menghasilkan pendapatan, terutama untuk barang dengan umur simpan pendek.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Subscribe to our blogs
Stay up-to-date with our daily blog posts. Subscribe now and join our community of avid learners and experts!