YouTube Marketing: 5 Manfaat dan Tips Terbaik untuk Bisnis
YouTube kini bukan hanya untuk hiburan, tetapi sudah menjadi alat penting bagi bisnis untuk menjangkau…
Sean Thobias
November 18, 2024Anda sedang kembali ke meja kerja Anda setelah beristirahat ketika atasan Anda lewat dan memuji hasil kerja Anda dalam sebuah proyek. “Kerja yang bagus untuk laporan itu,” katanya. “Saya terutama menyukai cara Anda memformat grafik-grafik itu. Sangat mudah dimengerti,” tambahnya.
Apa reaksi pertama Anda?
Apakah salah satu tanggapan ini terasa familier bagi Anda?
Jika pengakuan terkadang membuat Anda merasa tidak nyaman, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dalam perasaan ini. Banyak dari kita mengalami kesulitan dalam menerima pujian, dan tanggapan kita terhadap situasi ini seringkali sama canggungnya seperti contoh di atas.Penelitian di Boston melibatkan lebih dari 400 partisipan dalam beberapa tahun terakhir. Temuan utamanya adalah hampir 70% dari mereka merasa malu atau tidak nyaman saat menerima pengakuan atau pujian.
Ketidaknyamanan yang muncul saat menerima pujian seringkali diartikan sebagai rendahnya harga diri, meskipun kenyataannya situasi ini lebih kompleks daripada sekadar itu. Psikolog dan penulis terkenal, Guy Winch, berpendapat: “Meskipun orang dengan harga diri rendah seringkali merasa tidak nyaman menerima pujian, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang merasa canggung dalam situasi ini otomatis memiliki harga diri yang rendah.”
Begitu banyak orang yang mengalami perasaan serupa. Bahkan, tidak sedikit CEO ternama yang merasa gelisah bahkan hingga duduk di kursinya ketika mendapatkan pujian yang tak terduga.
Hubungan kita dengan pengakuan adalah hal yang rumit, dan tidak ada jawaban yang sederhana mengenai mengapa kita meresponsnya dengan cara tertentu. Namun, dalam banyak kasus, kita sering merasa tidak nyaman ketika menerima pujian yang tiba-tiba.
Dalam buku yang berjudul “Surprise: Embrace the Unpredictable and Engineer the Unexpected,” penulis Tania Luna dan LeeAnne Renninger mendefinisikan kejutan sebagai “peristiwa atau pengamatan yang tak terduga (itu adalah hal yang tidak saya perkirakan akan terjadi!) atau bertentangan dengan ekspektasi kita (itu bukan yang saya bayangkan akan terjadi).”
Situasi yang tak terduga, seperti mendapat pujian yang tak terduga atau bertemu dengan beruang saat berjalan-jalan di hutan, dapat memicu serangkaian reaksi yang sama dalam otak kita, yang disebut sebagai “urutan kejutan.” Urutan ini terdiri dari empat tahap.
Ilustrasi di bawah ini menunjukkan empat tahap ketika kita terkejut.
Kejutan sering kali mendatangkan kebahagiaan atau euforia, dan bagi beberapa orang, bahkan berita baik secara emosional bisa sangat intens secara kognitif. (Tahap 1: Berhenti.) Jantung mereka mungkin mulai berdebar dengan cepat, pupil mata mereka melebar, dan telapak tangan mereka bisa saja berkeringat ketika tingkat dopamin meningkat.
Tania Luna menjelaskan, “Pengalaman emosional yang sangat intens seperti ini bisa terasa tidak nyaman dan tidak stabil. Oleh karena itu, sebagian dari kita mungkin ingin menutupinya agar kita bisa merasa stabil dan nyaman kembali.” Menolak pujian dari orang lain dengan canggung seperti yang disebutkan di atas, mungkin merupakan cara bawah sadar kita untuk mencoba mendapatkan kendali kembali dalam situasi yang terasa emosional.
Setelah mendapatkan kejutan awal, kami mulai mencari jawaban (Tahap 2: Mencari). Pada tahap ini, kami berusaha untuk memahami “mengapa” seseorang mengungkapkan pernyataan tertentu. Ini bisa menjadi tugas yang membingungkan, terutama ketika pandangan positif orang lain berkonflik dengan pandangan negatif yang kita miliki tentang diri kita sendiri.
Luna dan Renninger mengidentifikasi fenomena ini sebagai bias konfirmasi, yaitu kecenderungan untuk mencari informasi yang mendukung pandangan kita sendiri, sementara mengabaikan pandangan yang berlawanan. Dengan kata lain, ketika seseorang memberi pujian atas presentasi yang menurut kita gagal, situasinya dapat menjadi aneh dan membingungkan.
Saling mempengaruhi antara kejutan dan citra diri bisa membuat proses menerima pujian menjadi lebih sulit. Sebagian dari kita cenderung mengalihkan pujian sebagai bentuk perlindungan diri dari kemungkinan kegagalan, kecewa, atau penolakan di masa depan.
Seperti yang diungkapkan oleh Denise Marigold, seorang profesor pembangunan sosial di Universitas Waterloo, Kanada. Marigold menyatakan, “Ketakutannya adalah jika saya menerima pujian dengan senang hati, dan kemudian saya mengecewakan orang lain atau diri saya sendiri di masa depan, saya bisa merusak harga diri saya.”
Dalam konteks ini, banyak dari kita merespons pujian dengan kekakuan sebagai upaya tak sadar untuk melindungi diri. Sayangnya, perlindungan diri yang tidak disadari ini sering kali menghambat hubungan antar manusia. Hal ini menghalangi kita dari kemampuan untuk menerima kata-kata positif dan rasa terima kasih dari orang lain.
Baca juga: Budaya Organisasi: Pujian Sederhana Memberikan Dampak Besar
Jawabanya ya, bisa. Sekarang kita akan memasuki dua tahap terakhir dari “perjalanan kejutan” ini. Setelah kita mencoba mencari penjelasan untuk pujian yang kita terima (Tahap 2: Mencari), langkah berikutnya adalah mengubah perspektif kita (Tahap 3: Mengubah) untuk mencoba mengintegrasikan informasi baru ini ke dalam konsep diri kita yang sudah ada.
Bagi sebagian besar dari kita, langkah ini bisa berarti mengabaikan pujian atau mengurangi nilainya. Namun, dengan latihan yang cukup, kita bisa belajar untuk memproses pujian dengan cara yang sehat, meskipun pada awalnya mungkin terasa asing. Terkadang, hanya dengan berbicara tentang perasaan kita (Tahap 4: Berbagi) terkait suatu situasi dapat membantu kita keluar dari pikiran kita dan membuat kita merasa lebih baik.
Perlu diingat bahwa perubahan respons kita terhadap pujian tidak akan terjadi begitu saja. Itu memerlukan waktu, usaha, dan latihan yang konsisten. Jika Anda ingin memperbaiki cara Anda merespons pujian, berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk memulainya.
Ketika seseorang mengenali Anda, mereka membagikan pengalaman mereka tentang apa yang Anda lakukan dan dampaknya terhadap mereka. Terkadang, Anda mungkin merasa Anda telah menyusun laporan atau presentasi pada menit terakhir, melewatkan bagian penting, atau bahkan membuat risotto terlalu matang.
Tetapi, ketika seseorang memberi tahu Anda bahwa mereka menyukainya, penting untuk diingat bahwa itu adalah pengalaman mereka, bukan milik Anda. Mereka sedang berbicara tentang bagaimana perasaan mereka terhadap hal itu.
Jadi, sangatlah penting untuk menerima sudut pandang mereka dengan tulus. Terima kasih atas apresiasi mereka, bahkan jika Anda tidak sepenuhnya setuju dengan mereka. Ini adalah cara untuk menghargai sentimen mereka. Anda dapat memulai dengan ungkapan sederhana, “Terima kasih.”
Anda mungkin tidak bisa menghentikan respons fisiologis alami Anda terhadap pujian, tetapi ada cara untuk mengubah pengalaman tersebut. Luna dan Renninger merekomendasikan untuk melihat kerentanan Anda bukan sebagai kelemahan, melainkan sebagai keterbukaan.
Pujian tidak selalu harus terasa tak terduga atau menakutkan. Sebaliknya, Anda bisa memandangnya sebagai kesempatan untuk terhubung dengan orang lain atau untuk memahami bagaimana orang lain merasakan pengalaman atau pekerjaan Anda.
Jadi, ketika seseorang memuji Anda lain kali, coba katakan ini: “Wow, itu sudut pandang yang berbeda.” Seiring berjalannya waktu, kecemasan akan perlahan hilang, dan Anda akan mulai melihat pujian sebagai kejutan yang menyenangkan dan tidak mengancam.
Baca juga: Keramahan di Tempat Kerja: 3 Keuntungan dan Penerapannya
Banyak reaksi spontan kita terhadap pujian adalah hasil dari pembelajaran perilaku. Reaksi ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman dan observasi kita terhadap perilaku orang-orang di sekitar kita.
Contohnya, jika orang tua kita merespon pujian dengan humor, ungkapan syukur kepada Tuhan, atau dengan mengalihkan perhatian ke orang lain, maka kemungkinan besar kita juga akan cenderung melakukan hal yang sama. Demikian pula, jika kita pernah melihat teman sekelas kita mendapat pujian kemudian malah diperolok atau diabaikan, maka kita mungkin secara tidak sadar akan menghindari situasi serupa karena takut mengalami hal yang sama.
Di bawah ini, kami menyajikan serangkaian pertanyaan yang dapat membantu Anda lebih memahami alasan mengapa pujian bisa membuat Anda merasa tidak nyaman. Anda bisa mencatat refleksi Anda di selembar kertas dan telaah apa yang Anda pelajari:
Penelitian ini bertujuan membantu orang agar lebih baik dalam menerima pujian. Seperti usaha mengubah perilaku lainnya, kuncinya adalah meningkatkan kesadaran diri. Proses ini dimulai dengan membaca artikel ini. Semakin Anda memahami cara pikiran Anda berpengaruh pada Anda, semakin mudah bagi Anda untuk mengubahnya.
Meskipun sudah ada upaya selama satu dekade dalam mengajarkan orang tentang cara memberi dan menerima pengakuan, masih banyak orang yang merasa kesulitan untuk menerima pujian dengan tulus. Merelaksasi diri dan menerima penghargaan dari orang lain bisa menjadi tantangan dan peluang untuk merasa lebih bebas, meskipun kadang-kadang Anda mungkin merasa tidak sepenuhnya pantas mendapatkannya. Kami sarankan Anda mencoba praktik ini dan melihat sendiri bagaimana hal ini dapat mengubah hidup Anda.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.