Pahami Apa itu CRM, Tahapan Implementasi, dan Contohnya
Hubungan kuat dengan customer sangat penting dalam lanskap bisnis yang kompetitif. Kepuasan dan loyalitas mereka…
Cynthia
November 20, 2024Lead time adalah waktu tunggu atau jeda antara pemesanan barang hingga barang tersebut sampai ke tangan pelanggan. Biasanya terjadi saat konsumen melakukan belanja secara online. Dalam proses manufaktur, terdapat berbagai jenis waktu tunggu yang dilewati hingga akhirnya produk sampai kepada pelanggan.
Semakin singkat lead time, maka perusahaan dapat semakin efisien. Berikut penjelasan lengkap mengenai definisi, komponen, hingga cara mengurangi waktu tunggu pada bisnis Anda.
Apa itu lead time? Lead time adalah jumlah waktu jeda atau waktu tunggu yang dibutuhkan dari awal pesanan diterima, proses produksi hingga pelanggan menerima pesanan.
Dalam sudut pandang pelanggan, lead time atau waktu tunggu adalah waktu tunggu antara pesanan pelanggan yang telah terkonfirmasi dan pengiriman produk sampai akhirnya diterima. Konsep ini biasanya digunakan pada manajemen rantai pasokan, manufaktur, dan manajemen proyek.
Adanya lead time yang singkat dapat berdampak pada rampingnya operasional dan meningkatnya produktivitas serta pendapatan perusahaan. Semakin lama lead time maka akan menyebabkan inefisiensi dan pemborosan pada perusahaan sehingga harus dikelola dengan baik.
Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi suatu produk atau layanan. Dengan kata lain, cycle time cenderung lebih singkat dibandingkan dengan lead time dan menjadi salah satu bagian yang termasuk pada waktu tunggu.
Adapun cycle time biasanya digunakan untuk berbagai proyek yang terukur yang berkaitan dengan produksi. Penggunaan cycle time biasanya ditemui di beberapa industri seperti restoran, retail, hingga finansial.
Lead time dan cycle time pada dasarnya saling berhubungan, namun keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Guna memahami lebih mudah mengenai perbedaan lead time dan cycle time, Anda dapat melihat pada gambar berikut:
Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat dipahami bahwa waktu siklus adalah bagian komponen dari waktu tunggu. Waktu tunggu mengacu pada jumlah waktu antara saat pesanan diterima perusahaan hingga pesanan dikirimkan dan diterima pelanggan. Sementara itu, waktu siklus hanya mengacu pada jumlah waktu saat pekerjaan sebenarnya dilakukan untuk menyelesaikan pesanan.
Baca juga: Apa itu Manufaktur? Pengertian, Jenis, dan Tantangannya
Dalam penerapannya, lead time memiliki beberapa komponen. Berikut penjelasan untuk masing-masing komponen pada waktu tunggu:
Lead time menjadi salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau pelayanan perusahaan. Semakin cepat waktu tunggu yang pelanggan peroleh, maka kepuasan pelanggan akan semakin meningkat. Pada perusahaan manufaktur, adanya waktu tunggu seringkali berhubungan dengan inventaris perusahaan dan rantai pasokan.
Lead time yang terjadwal dapat membantu perusahaan untuk mengurangi biaya pengiriman dan penerimaan. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan yang perusahaan peroleh.
Pada dasarnya terdapat empat jenis lead time pada sebuah perusahaan. Berikut penjelasan masing-masing jenisnya:
Customer lead time adalah total waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengkonfirmasi pesanan yang masuk hingga pemenuhan pesanan tersebut (termasuk pengambilan dan pengiriman, sesuai dengan kesepakatan pelanggan)
Material lead time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memesan stok inventaris pada pemasok hingga menerimanya. Waktu ini mulai dari pesanan dikonfirmasi oleh pemasok hingga pesanan tersedia.
Production lead time adalah total waktu yang diperlukan perusahaan mulai dari memproduksi barang atau layanan hingga mengirimkannya ke pelanggan jika semua bahan tersedia.
Cumulative lead time adalah total jumlah dari waktu pesanan dikonfirmasi pemasok sampai bahan tersebut dikirimkan. Dengan kata lain, cumulative lead time adalah penjumlahan dari material dan production.
Lead time dapat diuraikan menjadi beberapa komponen yang berbeda, mulai dari pemesanan, produksi, hingga pengiriman.
Pada perusahaan manufaktur, waktu proses pemesanan meliputi waktu antara bahan baku dipesan hingga dikirimkan ke perusahaan. Kemudian, waktu produksi yaitu waktu pengolahan dari bahan baku menjadi produk. Terakhir, waktu pengiriman yaitu waktu antara pesanan dikonfirmasi perusahaan hingga dikirimkan ke pelanggan.
Lebih lanjut, berikut rumus untuk menghitung lead time:
Singkatnya waktu tunggu menjadi hal penting karena berdampak pada aspek keuangan, operasional, hingga kepuasan pelanggan. Beberapa manfaat dari pentingnya waktu tunggu yang singkat yaitu:
Meskipun proses produksi pada perusahaan manufaktur cenderung rumit dan memiliki banyak tahapan, terdapat beberapa cara yang dapat perusahaan lakukan untuk mengurangi waktu tunggu. Adapun cara tersebut meliputi:
Selain cara-cara tersebut, Anda juga dapat mengefisienkan proses manufaktur dengan ERP Manufacturing Impact yang berfungsi untuk mengotomatiskan proses manufaktur. Dengan ERP, Anda juga dapat memperoleh laporan kustom dengan data yang terpusat sehingga mempermudah dalam identifikasi permasalahan pada proses manufaktur.
Baca juga: Apa itu ERP? 4 Keuntungan implementasi di perusahaan Anda
Dalam menganalisis waktu tunggu pada perusahaan manufaktur, terdapat tiga faktor kunci yang mempengaruhinya, yaitu faktor pengadaan, manufaktur, dan pengiriman. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga faktor tersebut:
Faktor pengadaan berhubungan dengan sumber bahan baku untuk produksi. Perusahaan besar dengan hubungan yang kuat dengan pemasok mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh faktor-faktor ini.
Meskipun demikian, ketika perusahaan mengandalkan perusahaan eksternal maka akan selalu ada risiko akibat kegagalan pengiriman eksternal. Beberapa faktor pengadaan yang dapat memperlambat waktu tunggu yaitu:
Faktor waktu tunggu manufaktur relatif dapat dikontrol untuk sebuah perusahaan. Pada tahap internal, perusahaan dapat mengubah proses, personel, atau peralatan untuk mempercepat atau memperlambat waktu tunggu. Berlawanan dengan dua faktor lainnya, dalam hal ini perusahaan harus memiliki keleluasaan hampir penuh atas faktor waktu tunggu manufaktur.
Faktor-faktor manufaktur yang menyebabkan waktu tunggu lebih lama meliputi:
Saat produk jadi dikirim ke pelanggan, banyak faktor yang berada di luar kendali perusahaan. Meskipun perusahaan dapat mengontrol seberapa cepat suatu barang keluar dari jalur produksi dan masuk ke pengiriman, perusahaan seringkali mengikuti metode pengiriman apapun yang dipilih.
Adapun faktor-faktor pengiriman yang mempengaruhi waktu tunggu meliputi:
Waktu tunggu menjadi komponen penting perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi. Semakin singkat waktu tunggu, maka pelanggan akan semakin puas dan efisiensi perusahaan semakin meningkat. Berkaitan dengan inventaris, semakin lama waktu tunggu maka semakin besar potensi pemborosan pada perusahaan.
Guna mengurangi waktu tunggu tersebut khususnya pada proses inventaris, Anda dapat menerapkan ERP Inventory Impact. Software tersebut membantu perusahaan untuk memastikan tingkat stok pada gudang dan mengoptimalkan proses pergudangan. Selain itu, adanya fulfillment demand dan replenishment yang terotomatisasi sehingga mempersingkat waktu tunggu.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.