YouTube Marketing: 5 Manfaat dan Tips Terbaik untuk Bisnis
YouTube kini bukan hanya untuk hiburan, tetapi sudah menjadi alat penting bagi bisnis untuk menjangkau…
Sean Thobias
November 18, 2024Untuk menjadi sosok yang berpengaruh di lingkungan kerja, seringkali kita disarankan untuk mencapai kenaikan jabatan atau mengumpulkan serangkaian kualifikasi yang impresif. Namun, pandangan ini sebenarnya sebuah kekeliruan.
Banyak orang enggan menganggap diri sebagai pemimpin kecuali dalam jabatan resmi. Padahal, kepemimpinan lebih dari sebuah gelar. Namun banyak profesional dengan berbagai pengalaman di sektor berbeda menunjukkan pengaruh lebih kuat daripada manajer. Pemimpin terbaik terbaik tak menunggu promosi, mereka melatih kepemimpinan dari sebelum kenaikan posisi.
Inti dari kepemimpinan di tempat kerja adalah kemampuan dan semangat dalam mengambil tanggung jawab terhadap jalur karier Anda. Ini melibatkan memiliki pandangan yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif bagi organisasi dan rekan kerja. Pemimpin yang handal memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mempercayai visi tersebut dan bersedia bergabung dalam mewujudkannya.
Proses jadi pemimpin yang berpengaruh dimulai dengan perubahan perspektif. Meskipun wajar memikirkan keuntungan pribadi dari situasi, pemimpin tangguh paham bahwa sukses sejalan dengan nilai yang diberikan pada tim, organisasi, dan dampak pada rekan kerja yang terpengaruh.
Mungkin Anda belum mencapai posisi manajerial, tetapi terdapat tiga langkah yang bisa Anda ambil untuk mengasah kemampuan kepemimpinan Anda saat ini dan menjadi anggota tim yang dihormati dan berpengaruh.
Anda mungkin pernah mengenal sebuah analogi yang populer: Anda perlu membantu diri sendiri terlebih dahulu sebelum bisa membantu orang lain. Prinsip ini juga berlaku dalam upaya meningkatkan pengaruh kita di tempat kerja. Kita tidak bisa memberikan kontribusi yang kurang kita miliki.
Oleh karena itu, komitmen dan alokasi waktu untuk pertumbuhan harian memiliki peran yang sangat penting. Saat kita terus mengembangkan keahlian dan menjadi sedikit lebih baik dari hari sebelumnya, langkah ini menjadi awal dari proses menjadikan diri kita lebih berharga dalam hal kontribusi yang bisa diberikan dan dampak yang bisa dihasilkan.
Namun, peningkatan dalam bidang apapun tidak selalu langsung berdampak pada pekerjaan atau pengaruh terhadap orang lain. Pendekatan praktisnya adalah mencari mentor di organisasi, meminta nasihat mengenai bagaimana mencapai posisi saat ini, serta kompetensi dan keterampilan yang tak bisa ditawar untuk mencapai kesuksesan.
Sebagai contoh, mungkin di dalam organisasi Anda, dihargai pemimpin yang mampu mendukung setiap gagasan dengan data dan wawasan yang kuat. Mungkin juga dihargai pemimpin yang menunjukkan empati, rasa ingin tahu, dan kemampuan memberikan perhatian. Atau bisa jadi, dihargai pemimpin yang mampu mencapai hasil dengan cepat. Apapun karakteristiknya, penting untuk mencatat dan memberi prioritas pada pengembangan keterampilan tersebut setiap harinya.
Di lingkungan organisasi, dihargai pemimpin yang bisa mendukung gagasan dengan data kuat, menunjukkan empati dan rasa ingin tahu, serta memiliki kemampuan memberi perhatian. Kecepatan mencapai hasil juga bisa menjadi faktor penting. Apapun karakteristiknya, penting untuk selalu mengutamakan pengembangan keterampilan tersebut setiap hari.
Baca juga: 5 Hal Berbeda yang Dilakukan oleh Tim Berkinerja Tinggi
Calon pemimpin sering keliru berpikir mereka harus memperbaiki kelemahan. Padahal, membangun pengaruh lebih efektif saat fokus pada kekuatan, bukan mengembangkan kelemahan. Penelitian tunjukkan fokus pada kelemahan merugikan energi, produktivitas, dan motivasi karyawan. Mengembangkan kekuatan justru tingkatkan kinerja, kepercayaan diri, dan kurangi pergantian karyawan.
Jika Anda tidak yakin dengan apa kelebihan Anda, mulailah dengan bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan sederhana: Tugas apa di tempat kerja yang paling memberi energi dan alami bagi Anda? Proyek manakah yang Anda kuasai dan nikmati? Kapan terakhir kali Anda dipuji atas kontribusinya? Kapan terakhir kali Anda merasa pekerjaan Anda memberikan dampak yang Anda banggakan?
Kekuatan, latar belakang pribadi, dan minat Anda adalah hal yang membuat Anda unik dan membedakan Anda. Tidak ada yang bisa mengambil hal-hal itu dari Anda. Setelah Anda menemukan kekuatan Anda, mulailah memikirkan tugas atau proyek yang dapat Anda lakukan untuk menonjolkannya.
Misalnya, jika Anda mahir dalam presentasi berkat kepribadian ekstrovert, Anda bisa bergabung dengan komite yang sesuai minat dan menawarkan presentasi. Atau, jika Anda lebih introvert namun mahir menganalisis data, Anda dapat gunakan kemampuan itu untuk memecahkan masalah perusahaan melalui proyek tim.
Dengan konsisten menunjukkan keunggulan Anda, baik rekan kerja, atasan, maupun atasan dari atasan akan menganggap Anda sebagai sumber nilai tambahan. Kepercayaan yang terbangun memperkuat kemampuan Anda memengaruhi mereka, bermanfaat saat menyampaikan ide baru, berkontribusi pada proyek besar, atau membidik promosi. Sebagai pemimpin baru, Anda menciptakan fondasi dengan membuktikan nilai perspektif yang layak investasi.
Baca juga: Upaya 85% Cukup untuk Membangun Tim Berkinerja Tinggi
Banyak orang sering mengira seorang pemimpin harus secara alami pandai berbicara di depan umum. Padahal, dalam kepemimpinan, hubungan yang tulus lebih berarti. Semua jenis kepribadian, termasuk introvert, ambivert, dan ekstrovert, bisa mempelajari keterampilan ini. Fokusnya adalah bagaimana kita berkomunikasi, bukan hanya apa yang disampaikan.
Pertimbangkan seberapa sering Anda kagum pada orang yang bisa mengemukakan gagasan dengan jelas dan berarti, atau yang menyampaikan ide dengan empati dan kasih sayang. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan gaya yang mudah dipahami dan membina hubungan dengan orang lain akan akhirnya meningkatkan kemampuan Anda dalam memengaruhi mereka.
Anda dapat mengasah keterampilan ini dengan meningkatkan intensitas interaksi Anda dengan orang lain. Ingatlah untuk menjaga tiga sifat berikut dalam pikiran Anda:
Menunjukkan kerentanan membantu mengatasi hambatan alami dalam komunikasi dengan orang baru atau di lingkungan profesional. Dengan mengatasi hambatan ini, pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah diterima oleh orang lain.
Individu seharusnya menjadi rentan dengan mengakui pengalaman, tantangan, dan kegagalan unik yang mereka alami. Dengan kejujuran tentang perjalanan hidup saat ada kesempatan, hubungan yang lebih dalam dengan orang lain dapat dibangun melalui apa yang kita sebut sebagai kerentanan.
Sebagai contoh, ada seorang pemimpin di yang selalu memulai rapat tim dengan mengakui kelemahan dan merenungkan cara-cara perbaikan di masa depan. Pendekatan sederhana ini, yakni mengakui kesalahan dan tidak mencari kambing hitam, memberikan pesan kuat kepada seluruh tim.
Sikap terbukanya ini membuatnya mampu lebih terhubung dengan anggota tim lainnya, yang berdampak positif pada seluruh pertemuan. Ini semua berkat keberaniannya dalam menunjukkan kerentanannya.
Dalam dunia di mana setiap individu berusaha keras untuk menciptakan kesan yang mengagumkan pada orang lain, sering kali citra yang terbentuk tidak mencerminkan jati diri yang sebenarnya. Di tengah situasi seperti itu, munculah pentingnya keaslian radikal. Menjadi diri sendiri adalah inti dari konsep ini. Namun, bagaimana caranya?
Salah satu pendekatan yang kuat adalah dengan memimpin melalui contoh dan menjadi pelopor, bukannya sekadar mengikuti alur orang lain. Langkah ini sendiri telah membuktikan menjadi titik awal yang kuat. Tidak hanya tentang mengetahui apa yang benar, tetapi juga mengambil langkah untuk memimpin arah yang benar.
Mengalokasikan beberapa menit dalam rutinitas Anda untuk berinteraksi dengan rekan kerja dapat menjadi cara yang efektif untuk merangkul keaslian. Anda dapat berbagi tentang hal-hal yang kini membuat Anda bergairah, impian yang ingin diwujudkan, atau tujuan yang dikejar dalam tahun mendatang. Upaya seperti ini mendorong tumbuhnya keaslian dengan lebih subur.
Namun, patut diingat pentingnya menetapkan batasan. Berbicara terlalu banyak tentang diri sendiri bisa berdampak negatif. Namun, dengan berani mengomunikasikan apa yang memiliki makna bagi Anda, serta mengajak orang lain untuk berbagi hal serupa, dapat menjadi alat kuat yang mendorong terjalinnya interaksi yang jujur dan tulus.
Setiap individu yang kita temui sedang terlibat dalam pertempuran yang tak kita ketahui. Baik itu dalam interaksi tatap muka dengan rekan kerja, dalam rapat tim, atau bahkan dalam obrolan santai saat istirahat makan siang dengan teman, perlu diingat bahwa kita semua sedang berhadapan dengan masalah atau kesulitan yang merayap di dalam diri kita.
Nasihat ini merupakan intisari terbaik yang pernah saya terima mengenai urgensi empati dan praktik menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengingat prinsip ini dalam setiap interaksi, terutama saat seseorang melakukan kesalahan, kita benar-benar mengubah cara kita merespons situasi-situasi tertentu. Dengan kata lain, kita bersedia memberikan manfaat keraguan kepada orang lain.
Baca juga: Mengendalikan Komunikasi: 5 Strategi Efektif dalam Rapat
Menjadi pemimpin yang memiliki pengaruh tidak ada hubungannya dengan jabatan Anda atau posisi Anda dalam organisasi. Semakin banyak Anda dapat memberikan nilai tambah dan memengaruhi orang lain, semakin baik lintasan karier Anda, begitu juga dengan dampak yang Anda berikan.
Berkomitmen pada pertumbuhan pribadi, merangkul keahlian unik Anda, dan terhubung dengan orang lain pada tingkat yang lebih dalam akan membantu Anda mencapai tujuan yang Anda inginkan.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.