MTBF, MTTR, MTTF: Metrik Produksi yang Wajib Diketahui
Posted: Desember 30, 2024
Updated: Desember 30, 2024
IN THIS ARTICLE
Apa itu MTBF, MTTR, dan MTTF?
MTBF, MTTR, dan MTTF adalah indikator penting untuk mengukur performa pemeliharaan, terutama bagi perusahaan yang bergantung pada alat berat. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing metrik:
Mean Time Between Failure (MTBF) adalah metrik untuk memprediksi kinerja peralatan dan membantu pengambilan keputusan pemeliharaan. Nilai yang tinggi menunjukkan peralatan jarang mengalami kerusakan, sedangkan nilai rendah bisa menjadi tanda perlunya perbaikan kebijakan atau investasi alat baru.
Mean Time to Repair (MTTR) mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki peralatan setelah terjadi kerusakan. Nilai yang rendah mencerminkan proses perbaikan yang efisien, sedangkan nilai tinggi menunjukkan waktu perbaikan yang lebih lama.
Mean Time to Failure (MTTF) adalah metrik untuk perangkat non-reparasi yang menghitung rata-rata waktu hingga kerusakan total. Nilai yang tinggi berarti produk memiliki masa pakai panjang, sedangkan nilai rendah mengindikasikan umur yang lebih pendek.
Manfaat dari MTBF, MTTR, dan MTTF
Mengidentifikasi Akar Masalah Kinerja Peralatan: Dengan menganalisis MTBF, Anda bisa mengetahui peralatan mana yang sering bermasalah dan penyebabnya. Ini memungkinkan Anda untuk fokus memperbaiki hal-hal yang paling mempengaruhi kinerja.
Merencanakan Pemeliharaan Secara Lebih Tepat Waktu: Data MTBF dan MTTF membantu menentukan waktu yang tepat untuk pemeliharaan preventif, sebelum kerusakan terjadi. Misalnya, jika MTBF sebuah mesin adalah 500 jam, pemeriksaan bisa dijadwalkan sebelum itu untuk mencegah gangguan.
Meningkatkan Kecepatan Perbaikan Saat Terjadi Masalah: MTTR mengukur seberapa cepat perbaikan dilakukan, sehingga jika waktu perbaikan lama, bisa dilakukan peningkatan efisiensi. Perbaikan yang cepat mengurangi downtime dan memastikan produksi tetap lancar.
Menghemat Biaya Operasional: Dengan memahami MTTF, penggantian peralatan bisa direncanakan sebelum kerusakan besar terjadi. Ini juga mengurangi biaya perbaikan darurat dan downtime yang tidak terduga.
Faktor-faktor yang memengaruhi MTBF, MTTR, dan MTTF
Kualitas dan Desain Peralatan: Peralatan dengan desain baik dan bahan berkualitas tinggi biasanya memiliki MTBF dan MTTF lebih tinggi. Desain yang memperhatikan keandalan dan kemudahan perawatan juga dapat mempengaruhi MTTR.
Frekuensi dan Kualitas Perawatan Preventif: Perawatan rutin dan efektif dapat memperpanjang MTBF dan MTTF, serta mengurangi MTTR. Sebaliknya, kurangnya perawatan atau perawatan yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan lebih sering dan perbaikan yang lebih lama.
Kondisi Lingkungan Operasional: Faktor eksternal seperti kelembaban, suhu, debu, dan getaran dapat mempengaruhi semua metrik ini. Lingkungan yang keras atau ekstrem bisa menurunkan MTBF dan MTTF, serta memperpanjang MTTR karena kondisi perbaikan yang lebih sulit.
Keterampilan dan Pelatihan Tim Perawatan: Efisiensi dan kecepatan tim perawatan sangat menentukan MTTR. Tim yang terlatih dengan baik dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang peralatan akan mampu melakukan perbaikan lebih cepat dan efektif, sementara kekurangan keterampilan bisa menyebabkan MTTR yang lebih tinggi dan MTBF yang lebih rendah akibat perbaikan yang tidak optimal.
Cara kerja MTBF, MTTR, dan MTTF
Formula untuk metrik
MTBF
Mean Time Between Failures dihitung dengan cara membagi total waktu operasi dengan jumlah kegagalan yang terjadi dalam periode tertentu. Hasilnya memberikan gambaran tentang seberapa sering peralatan atau sistem mengalami kegagalan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Metrik ini lebih cocok untuk sistem atau peralatan dengan banyak komponen yang bisa dipertahankan dan diperbaiki. Biasanya, Mean Time Between Failure diterapkan di industri manufaktur, otomotif, dan perangkat keras.
MTTR
Mean Time to Repair mengukur waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memperbaiki peralatan yang rusak dan mengembalikannya ke kondisi operasional. Perhitungannya dilakukan dengan membagi total waktu perbaikan dengan jumlah perbaikan yang terjadi dalam periode yang sama.
Metrik ini sangat penting untuk peralatan yang beroperasi dalam kondisi kritis, di mana setiap detik sangat berarti. Misalnya, di pabrik dengan mesin yang mendukung produksi terus-menerus, Mean Time to Repair rendah membantu mengurangi waktu henti dan menjaga kelancaran produksi.
MTTF
Mean Time to Failure dihitung dengan cara membagi total waktu operasional dengan jumlah unit aset yang digunakan. Hasilnya menunjukkan rata-rata waktu sebelum aset mengalami kegagalan.
Metrik ini sering digunakan untuk perangkat yang tidak bisa diperbaiki, seperti lampu LED atau baterai sekali pakai. Ini mengukur berapa lama perangkat tersebut dapat bertahan sebelum benar-benar rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
Contoh penghitungan metrik
MTBF
Sebuah pabrik memiliki mesin stamping yang digunakan untuk memproduksi komponen otomotif. Mesin ini beroperasi selama 8.000 jam dalam sebulan dan mengalami 4 kegagalan. Berikut adalah langkah-langkah perhitungannya:
Total Waktu Operasi = 8000 jam
Jumlah Kegagalan = 4 kegagalan
MTBF = Operational Time / Total Number of Failures
MTBF = 8.000 jam / 4 kegagalan = 2.000 jam
Dengan MTBF 2.000 jam, mesin stamping dapat beroperasi hingga 2.000 jam sebelum mengalami kegagalan. Meskipun cukup handal, masih ada peluang untuk meningkatkan keandalannya agar kegagalan terjadi lebih jarang.
MTTR
Setelah kegagalan mesin stamping di atas, tim pemeliharaan memerlukan waktu untuk memperbaiki mesin tersebut. Waktu perbaikan untuk setiap kegagalan bervariasi sebagai berikut:
Kegagalan 1: Waktu perbaikan 4 jam
Kegagalan 2: Waktu perbaikan 8 jam
Kegagalan 3: Waktu perbaikan 5 jam
Kegagalan 4: Waktu perbaikan 6 jam
MTTR = Total Repair Time / Number of Repairs
Total Waktu Perbaikan = 4 jam + 8 jam + 5 jam + 6 jam
Total Waktu Perbaikan = 23 jam
MTTR = 23 jam / 4 kali perbaikan = 5,75 jam
Dengan MTTR sebesar 5,75 jam, artinya rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin setelah kegagalan adalah 5,75 jam. Meskipun waktu perbaikan tiap kegagalan bisa bervariasi, Mean Time to Repair memberikan gambaran umum tentang seberapa cepat perbaikan dilakukan secara keseluruhan.
MTTF
di pabrik yang sama, ada 100 unit sensor yang digunakan untuk mengawasi kinerja mesin. Setiap sensor dioperasikan selama 500 jam sebelum mengalami kegagalan. Total waktu operasi untuk 100 sensor adalah 50,000 jam (100 unit x 500 jam). Berikut adalah langkah-langkah perhitungan Mean Time to Failure:
MTTF = Total Operational Time / Number of Units
MTTF = 50.000 jam / 100 unit = 500 jam
Sensor yang digunakan ini dapat beroperasi rata-rata selama 500 jam sebelum mengalami kerusakan. Metrik ini membantu pabrik merencanakan penggantian sensor tepat waktu, sehingga mesin tetap aman dan efisien.
Apa yang harus dilakukan untuk mengoptimalkannya?
Standar yang ideal
MTBF (Mean Time Between Failures)
Semakin tinggi Mean Time Between Failure, semakin baik. Nilai tersebut menunjukkan bahwa peralatan dapat bekerja lebih lama tanpa mengalami kerusakan. Dalam industri manufaktur, MBTF yang ideal biasanya seperti ini:
Mesin Produksi: Di atas 5.000 jam untuk peralatan kelas atas.
Komponen Elektronik: Puluhan hingga ratusan ribu jam untuk produk yang sangat andal.
Alat Berat: Rentang 1.000 – 3.000 jam, tergantung intensitas penggunaan dan jenis industrinya.
MTTR (Mean Time to Repair)
Mean Time to Repair yang rendah adalah kunci untuk menjaga operasional tetap efisien. Berikut standar idealnya:
Industri Manufaktur: Kurang dari 2 jam untuk peralatan kritis. Peralatan non-krusial dapat ditoleransi hingga 4 jam.
IT dan Data Center: Untuk layanan penting, idealnya beberapa menit hingga maksimal 1 jam.
Kendaraan Komersial: Untuk truk dan bus, sebaiknya di bawah 4 jam jika tidak memerlukan suku cadang khusus.
MTTF (Mean Time to Failure)
Mean Time to Failure yang tinggi berarti komponen bisa digunakan lebih lama sebelum mengalami kerusakan pertama. Angka idealnya berbeda tergantung jenis komponen:
Komponen Elektronik: LED atau kapasitor biasanya punya MTTF 100.000 jam, bahkan hingga 1.000.000 jam untuk kualitas premium.
Mesin dan Komponen Mekanik: Umumnya lebih dari 10.000 jam, dan komponen seperti bearing atau gear bisa mencapai 50.000 jam dalam kondisi terbaik.
Sistem HVAC: Pendingin dan pemanas idealnya memiliki lebih dari 20.000 jam.
Komponen Energi Terbarukan: Panel surya atau turbin angin sering kali bertahan hingga 25 tahun atau lebih.
Teknik untuk optimasi
Perawatan Preventif dan Prediktif: Buat jadwal perawatan rutin untuk mencegah kerusakan sebelum terjadi, seperti pembersihan, pelumasan, atau penggantian suku cadang. Gunakan teknologi seperti IoT dan machine learning untuk memprediksi potensi masalah dan mengambil tindakan lebih awal, sehingga mengurangi downtime.
Optimasi Proses Perbaikan dengan SOP: Terapkan Standard Operating Procedure (SOP) perbaikan agar teknisi memiliki panduan langkah demi langkah untuk setiap tugas. Dengan panduan ini, teknisi dapat bekerja lebih cepat dan efisien tanpa kebingungan, sehingga mempercepat waktu perbaikan.
Pelatihan dan Pengembangan Teknisi: Berikan pelatihan rutin untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan teknisi, termasuk teknologi baru dan simulasi kegagalan. Ini membantu mengurangi kesalahan pengguna, mempercepat respon, dan memastikan perbaikan dilakukan dengan benar.
Tingkatkan Kualitas Komponen: Pilih komponen berkualitas tinggi atau versi premium untuk mencegah kerusakan berulang dan meningkatkan daya tahan. Investasi ini memberikan manfaat jangka panjang dengan menurunkan biaya perbaikan dan meningkatkan Mean Time Between Failure serta Mean Time to Failure.
Gunakan ERP untuk optimalkan MTBF, MTTR, dan MTTF
Untuk mengoptimalkan ketiga metrik produksi ini, software Enterprise Resource Planning (ERP) menjadi alat yang sangat efektif. Berikut cara ERP dapat membantu:
Otomatisasi dan Efisiensi: ERP mengotomatisasi proses pemeliharaan dan perbaikan, seperti penjadwalan pemeliharaan preventif otomatis dan pengelolaan suku cadang. Ini mengurangi waktu deteksi masalah dan mengurangi downtime.
Informasi Real-Time: ERP memberikan akses data real-time dari seluruh departemen, meningkatkan visibilitas operasi. Tim pemeliharaan bisa merespons lebih cepat, mendeteksi masalah lebih awal, dan melakukan perbaikan lebih efisien, mengurangi Mean Time to Repair dan memperpanjang Mean Time Between Failure.
Salah satu ERP terbaik adalah Impact, yang dilengkapi berbagai modul, seperti manufaktur, inventaris, dan supply chain. Impact membantu mengoptimalkan keandalan dan efisiensi manufaktur, serta mengurangi downtime.
Mengoptimalkan MTBF, MTTR, dan MTTF memang menantang, tetapi teknologi ERP bisa menjadi solusi yang efektif. Proses yang lebih cepat dan efisien ini akan meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya pemeliharaan, dan memberikan keunggulan kompetitif untuk bisnis Anda.
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Subscribe to our blogs
Stay up-to-date with our daily blog posts. Subscribe now and join our community of avid learners and experts!