Pahami Apa itu CRM, Tahapan Implementasi, dan Contohnya
Hubungan kuat dengan customer sangat penting dalam lanskap bisnis yang kompetitif. Kepuasan dan loyalitas mereka…
Cynthia
November 20, 2024Sejak akhir 2022, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi sorotan utama dalam pembicaraan tentang masa depan bisnis, pekerjaan, dan pembelajaran. Khususnya, ChatGPT dan penerusnya, GPT-4, telah menjadi perbincangan utama.
ChatGPT, menjadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan paling pesat dalam sejarah, bahkan melampaui pertumbuhan Instagram dan TikTok, telah memicu perhatian yang signifikan. Namun, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan, tetapi juga oleh individu yang perlu menghadapi potensi perubahan besar dalam karier mereka.
Para ahli selama ini menyoroti pentingnya kreativitas dan keahlian unik manusia dalam menghadapi gangguan dari kecerdasan buatan. Namun, perkembangan terbaru dalam sistem cerdik menunjukkan kemampuannya tidak hanya sebatas perhitungan dan analisis data.
Teknologi mesin cerdas dapat menciptakan seni tingkat profesional dan desain, terlihat dari proyek seperti DALL-E dan Midjourney. Selain itu, teknologi pintar juga mampu menghasilkan artikel dan copywriting, berpotensi menggantikan peran jurnalis dan pemasar.
Saat ini, perdebatan mengenai apakah AI “lebih cerdas” atau “lebih baik” daripada manusia dianggap tidak lagi relevan. Seiring perkembangan, alat-alat tersebut sudah diterapkan secara luas dalam berbagai konteks. Fokus utama kami kini adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan diri sendiri.
Tentu saja, penerapan taktis sistem berintelejensi memiliki potensi yang hampir tak terbatas. Sebagai contoh, kita bisa meningkatkan produktivitas secara signifikan dengan memanfaatkan teknologi seperti GPT-4 atau alat lainnya.
Contohnya, Microsoft Bing telah mengintegrasikan GPT-4 dalam layanannya, dan baru-baru ini diperkenalkan alat seperti Copilot yang dapat digunakan dalam berbagai situasi. Dengan bantuan teknologi ini, kita dapat dengan mudah berkolaborasi, menyusun draf email dengan lebih efisien, serta melakukan riset yang kompleks dalam waktu singkat.
Baca juga: 5 Keuntungan Dari Transformasi Digital
Dalam menghadapi kemampuan Artificial Intelligence yang semakin meningkat, timbul suatu pertanyaan: apakah masih terdapat strategi yang dapat diterapkan oleh para profesional untuk menghasilkan nilai yang unik?
Dengan kata lain, apa yang dapat kita lakukan secara personal untuk menghindari pergeseran yang mungkin terjadi akibat kemajuan teknologi pintar, dan bagaimana cara kita bisa mempersiapkan diri menghadapi masa depan di era mesin cerdas? Berikut adalah lima strategi yang sangat krusial dalam konteks ini.
Perlu diingat bahwa Artificial Intelligence tidak menghasilkan wawasan baru; Kecerdasan buatan hanyalah sebuah mesin prediksi yang menebak kata berikutnya yang paling mungkin terjadi. Pada skala mikro, ini berguna, seperti saat “terima kasih” sering diikuti oleh “Anda”. Namun, dalam skala makro, saran yang diberikan cenderung seragam.
Saran tersebut hanya bermanfaat jika banyak orang mengambil tindakan yang serupa, walaupun seringkali bertentangan dengan arah yang ada. Seperti yang dikatakan oleh Oscar Wilde, “Segala sesuatu yang populer itu salah.”
Generatif AI memiliki potensi yang besar jika digunakan dengan bijak. Contohnya, GPT-4 dapat membantu memahami pandangan umum mengenai berbagai hal, termasuk prasangka dan kesalahpahaman, dengan mengakses pengetahuan umum atau ketidaktahuan. Namun, penggunaan yang kurang hati-hati dapat mengakibatkan kita menjadi lebih mudah diprediksi dan kehilangan keunikkan kita karena algoritme dan panduan yang seragam.
Ketika kita membiarkan Gmail menyelesaikan pencarian atau email secara otomatis, kita kehilangan keunikan dan orisinalitas, membuat prediksi kecerdasan buatan menjadi kenyataan yang mudah ditebak. Meskipun GPT-4 bermanfaat untuk ide dan draf awal, terkadang langkah terbaik adalah melawan saran algoritme, melanggar konvensi, dan menonjol.
Seperti perusahaan yang menyadari bahasa klise merugikan minat pelanggan, kita juga diuntungkan dengan tetap menjadi diri sendiri, membiarkan kepribadian, kebetulan, dan ketidakpastian kita bersinar, bahkan di era kecerdasan buatan yang dominan.
Tak diragukan lagi, GPT-4 telah dilatih untuk mengadopsi sikap yang penuh hormat dan sopan, terutama setelah terungkapnya kerentanan sebelumnya.
Respons yang dihasilkan mencerminkan empati (“Mohon maaf, jika jawaban saya telah menyebabkan ketidaknyamanan”), kesadaran akan diri sendiri (“Saya hanyalah sebuah model AI yang merespons berdasarkan data pelatihan”), dan bahkan kreativitas (seperti menghasilkan haiku cerdas tentang ketidaksetaraan, meniru identitas Elon Musk, serta menyajikan lelucon beragam dalam berbagai bahasa).
Walaupun demikian, penting untuk diingat bahwa tanggapan-tanggapan ini berdasarkan prediksi teks semata, dan mesin berpikir tidak memiliki kemampuan untuk merasakan atau menampilkan soft skill versi manusia. Seperti yang dijelaskan dalam video ini, manusia dirancang untuk merespons emosi dengan tulus.
Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami dan peduli terhadap pemikiran dan perasaan orang lain, memiliki pemahaman diri yang mendalam, dan mampu menciptakan sesuatu yang tak dapat diperoleh dari mesin merupakan strategi yang vital untuk membedakan diri dari teknologi di era ini.
GPT-4 adalah kecerdasan buatan yang, seperti kebanyakan lainnya, terbatas pada domain digital dan dunia biner. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa koneksi analog dengan sesama manusia tetap tidak terpengaruh oleh dominasi kecerdasan buatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk secara aktif menjaga dan meluangkan waktu untuk dimensi koneksi ini.
Profesor Arthur C. Brooks dari Harvard mengungkapkan bahwa teknologi yang menghalangi interaksi manusia dalam dunia nyata dapat merusak kesejahteraan. Pengalaman berharga sebelum pandemi, seperti makan bersama, berkonferensi, atau berbicara dengan orang baru, mengandung peluang untuk membangun relasi dan mendapatkan wawasan unik yang tidak dapat dicapai oleh kecerdasan buatan.
Penting untuk melibatkan diri secara langsung dengan manusia lain dan menemukan wawasan baru. Keunggulan ini semakin penting di era kecerdasan buatan, karena Artificial Intelligence hanya dapat menghubungkan data masa lalu dan informasi yang telah ada. Dengan menggali informasi melalui pengalaman tatap muka, wawancara, dan dialog baru, kita menambah dimensi orisinal ke dalam budaya yang tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan.
Baca juga: Etika Penggunaan AI: 8 Pertanyaan Anda Terjawab
Kemajuan Artificial Intelligence telah mengganggu pasar kelas menengah dan bawah dalam profesi seperti copywriter dan desainer di pasar freelance, serta saat klien ingin berhemat. Terkadang, kecerdasan buatan bisa sebanding dengan kualitas para profesional terkemuka, tetapi para pemimpin industri tetap kuat karena daya tarik merek yang mereka miliki.
Seperti kolektor seni yang memilih membayar lebih mahal untuk “Rembrandt asli” daripada lukisan cantik dari seniman yang kurang terkenal. Para pemimpin perusahaan juga akan membayar lebih untuk bekerja dengan yang dianggap terbaik dalam bidangnya. Hal ini menunjukkan pernyataan nilai kualitas, merek, dan jaringan profesional individu tersebut.
Sebagai ilustrasi, bahkan toko lokal seperti toko ban atau toko bunga sekalipun dapat memanfaatkan sistem cerdik untuk menciptakan logo mereka. Meskipun demikian, penggunaannya hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki pengetahuan mendalam dan sumber daya finansial yang memadai. Kenyataan tetap tidak berubah bahwa branding memainkan peran yang penting.
GPT-4 dan teknologi pintar serupa merupakan inovasi luar biasa yang mampu menghimpun sejumlah besar informasi hampir secara instan. Namun, disayangkan bahwa sebagian fakta yang dihasilkan tidak selalu akurat — seperti bentuk “halusinasi” yang masih menghantui perkembangan teknologi pintar hingga saat ini.
Oleh karena itu, meskipun teknologi otonom ini adalah alat yang berharga, kita perlu menjaga kehati-hatian terhadap hasil yang diberikannya, terutama dalam hal keakuratan informasi. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk terus mengembangkan keahlian di bidang masing-masing.
Meskipun kecerdasan buatan dapat membantu dalam awal pembuatan dokumen, langkah pemeriksaan oleh sumber terpercaya diperlukan. Bagi yang memiliki keahlian, peninjauan terhadap tanggapan AI berharga untuk memastikan kualitas dan keandalan informasi yang disajikan.
Teknologi pintar memiliki potensi besar untuk merubah kehidupan profesional kita, bahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan mengadopsi strategi ini, kami yakin bahwa Anda dapat menemukan cara untuk mengenali dan memberikan nilai yang unik, terutama seiring dengan kemajuan GPT-4 dan teknologi lainnya. Di tengah perubahan zaman yang terus berlangsung, inilah jalur yang paling jelas untuk mengamankan masa depan karier Anda.
Artikel terkait: AI Generatif: 3 Skenario Terkait Pembuatan Konten Masa Depan
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.