Apa itu inventory turnover?

Inventory turnover adalah indikator penting yang menunjukkan seberapa cepat sebuah perusahaan menjual dan mengganti stok dalam periode tertentu, seperti satu tahun. Rasio ini membantu perusahaan memahami seberapa efisien mereka mengelola persediaan sekaligus memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa membebani biaya penyimpanan.

Inventory turnover yang tinggi menunjukkan stok bergerak cepat, manajemen persediaan berjalan baik, dan permintaan pelanggan terpenuhi. Sebaliknya, turnover rendah bisa jadi tanda masalah seperti stok menumpuk, barang sulit terjual, atau strategi pembelian yang kurang tepat.

Manfaat dari inventory turnover

  • Mengoptimalkan Pengelolaan Stok: Inventory turnover membantu perusahaan menghindari risiko kelebihan atau kekurangan stok, sehingga operasional berjalan lebih efisien.
  • Mengurangi Biaya Penyimpanan: Perputaran stok yang cepat menekan biaya gudang seperti sewa ruang dan perawatan barang.
  • Meningkatkan Arus Kas: Dengan turnover yang tinggi, pendapatan masuk lebih cepat, memberikan fleksibilitas untuk mendukung aktivitas bisnis lainnya.
  • Meningkatkan Kepuasan Pelanggan: Stok yang dikelola dengan baik memastikan barang selalu tersedia tepat waktu, sehingga pelanggan lebih puas.

Faktor-faktor yang memengaruhi inventory turnover

  • Permintaan Pasar dan Tren Konsumen: Perubahan preferensi pelanggan atau tren pasar langsung mempengaruhi kecepatan penjualan barang. Semakin tinggi permintaan, semakin cepat barang tersebut terjual.
  • Kebijakan Pembelian dan Penyimpanan: Strategi dalam mengatur jumlah pembelian dan frekuensi restock mempengaruhi jumlah stok yang tersedia. Hal ini tentu berdampak pada seberapa cepat perputaran stok tersebut.
  • Lead Time dari Pemasok: Waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengirimkan barang akan mempengaruhi ketersediaan stok. Semakin lama lead time, semakin lama juga waktu yang dibutuhkan untuk replenishment.
  • Strategi Penjualan dan Promosi: Diskon, kampanye pemasaran, atau peluncuran produk baru bisa meningkatkan daya tarik produk. Ini akan mempercepat perputaran stok dan menarik lebih banyak pembeli.

Cara kerja inventory turnover

Inventory turnover dihitung dengan membagi Cost of Goods Sold (COGS) dengan rata-rata nilai inventaris selama periode tertentu. Namun, dalam beberapa kasus, perhitungan ini bisa disesuaikan dengan menggunakan net sales, tergantung konteks perusahaan.

1. Menggunakan COGS

COGS adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli barang yang dijual dalam periode tertentu. Biaya ini mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan semua biaya lain yang langsung terkait dengan produksi barang atau jasa yang dijual.

Formula untuk mencari COGS

Average inventory membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang nilai inventaris selama periode tertentu. Caranya, jumlahkan nilai inventaris di awal dan akhir periode, lalu bagi dua.

Formula untuk average inventory

Setelah mendapatkan keduanya, inventory turnover dapat dikalkulasi.

Formula untuk inventory turnover menggunakan COGS
  • Relevansi: Metode ini ideal digunakan untuk bisnis yang memiliki biaya produksi langsung yang mudah dihitung, seperti perusahaan manufaktur atau retailer yang menjual barang fisik.
  • Contoh: Perusahaan pakaian menggunakan COGS untuk mengetahui seberapa sering mereka mengganti stok pakaian yang terjual.

2. Menggunakan Net Sales

Formula inventory turnover dengan net sales
  • Relevansi: Digunakan oleh perusahaan dengan model bisnis yang lebih kompleks, seperti perusahaan dengan produk yang memiliki margin keuntungan bervariasi atau model berbasis jasa.
  • Contoh: Perusahaan elektronik yang memiliki berbagai jenis produk dengan margin berbeda bisa menggunakan penjualan bersih untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang perputaran stok berdasarkan total penjualan.

Contoh perhitungan inventory turnover

Misalkan sebuah perusahaan memiliki informasi berikut:

  • Inventaris Awal: Rp300.000.000
  • Pembelian Bersih: Rp1.200.000.000
  • Inventaris Akhir: Rp250.000.000

1. Menghitung COGS

  • COGS = Beginning Inventory + Net Purchase − Ending Inventory
  • COGS = Rp300.000.000 + Rp1.200.000.000 – Rp250.000.000 = Rp1.250.000.000

2. Menghitung Average Inventory

  • Average Inventory = Beginning Inventory + Ending Inventory / 2
  • Average Inventory  = (Rp300.000.000 + Rp250.000.000) / 2 = Rp275.000.000

3. Menghitung Inventory Turnover

  • Inventory Turnover = COGS / Average Inventory
  • Inventory Turnover = Rp1.250.000.000 / Rp275.000.000 = 4,55

Apa yang harus dilakukan jika inventory turnover rendah?

Sebelumnya, kami menyebutkan bahwa semakin tinggi rasio inventory turnover, biasanya semakin baik karena menunjukkan penjualan yang kuat. Sebaliknya, rasio yang rendah sering kali menandakan penjualan yang lemah atau menurunnya permintaan pasar terhadap barang tersebut.

Namun, ada pengecualian untuk aturan ini. Contohnya, barang-barang mewah cenderung memiliki turnover yang rendah

Selain itu, angka inventory turnover yang ideal bervariasi di setiap industri. Perhatikan grafik ini untuk memahami perbedaannya:

Tabel yang menunjukkan turnover ratio yang ideal di berbagai industri.

Teknik pengoptimalan inventory turnover

Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk meningkatkan inventory turnover yang rendah agar bisnis Anda lebih efisien dan kompetitif:

1. Merampingkan Supply Chain

Supplier dengan harga termurah belum tentu pilihan terbaik. Jika produk tersebut sangat penting untuk penjualan atau sedang banyak diminati pasar, waktu pengiriman yang cepat dan terjamin bisa jadi lebih utama. Mengoptimalkan rantai pasok untuk menghilangkan hambatan akan meningkatkan penjualan, keuntungan, dan margin secara keseluruhan.

2. Menyesuaikan Strategi Penetapan Harga Anda

Sesuaikan harga untuk memaksimalkan margin pada barang yang sedang banyak diminati. Untuk barang yang lama tidak laku, pertimbangkan menjualnya melalui saluran sekunder atau menyumbangkannya ke lembaga amal agar bisa mendapat potongan pajak.

3. Periksa Peringkat di Industri Anda

Inventory turnover Anda perlu sebanding dengan standar di industri. Dengan memanfaatkan tren yang terlihat pada rasio persediaan, Anda bisa mengoptimalkan posisi strategis pada produk unggulan, memperbesar pangsa pasar, dan meningkatkan posisi di industri.

4. Meningkatkan Forecasting

Laporan penjualan dan inventaris memberikan data yang diperlukan untuk membuat prediksi stok lebih tepat. Data ini juga bisa digunakan untuk merencanakan penjualan di masa depan, seperti memberi ide untuk mengubah variasi produk atau menggabungkan barang dengan cara kreatif untuk mengurangi stok yang bergerak lambat dan mendapatkan margin lebih tinggi.

5. Mengotomatiskan Pesanan Pembelian

Automatisasi dapat meningkatkan efisiensi dan menekan biaya. Namun, dengan menambahkan sistem manajemen pesanan yang mempermudah pemesanan ulang barang yang banyak terjual, Anda akan meraih keuntungan lebih besar. Pertimbangkan untuk menggunakan sistem inventaris yang secara otomatis membuat pesanan pembelian untuk disetujui pembeli, sehingga kontrol lebih terjaga dan kesalahan lebih sedikit.

Meningkatkan inventory turnover dengan software

Menghitung inventory turnover secara manual seringkali memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. Dengan software yang memiliki kapabilitas inventory management yang andal, Anda bisa mendapatkan data yang akurat dan real-time untuk pengelolaan stok yang lebih efisien.

Namun, jika Anda membutuhkan solusi yang lebih menyeluruh, kami menyarankan untuk berinvestasi dalam sistem ERP yang dapat mengotomatiskan proses lain sekaligus meningkatkan efisiensi bisnis Anda. Mengoptimalkan inventory turnover memang penuh tantangan, tapi hasilnya sepadan: efisiensi operasional meningkat, biaya penyimpanan turun, dan stok selalu sesuai kebutuhan pasar.

Baca juga: Perbedaan Metode FIFO, LIFO, FEFO dan Average Cost (AVCO)

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us