Cara Melakukan Skill Gap Analysis dan Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
Survei terbaru dari Wiley mencatat peningkatan jumlah profesional HR dan manajer perekrutan yang menghadapi kesenjangan…
Sean Thobias
Oktober 22, 2024Bagaimana anda menentukan margin keuntungan? Mengikuti keinginan? Atau berdasarkan data “Harga Pokok Penjualan”? Mengetahui Harga Pokok Penjualan (HPP) memiliki dampak besar pada keputusan bisnis, perencanaan keuangan, dan penilaian kinerja perusahaan.
Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, pemahaman yang baik tentang HPP adalah salah satu kunci untuk memastikan profitabilitas yang sehat dan efisiensi operasional.
Artikel ini akan menjelaskan komponen HPP, bagaimana perhitungan, dan template excel yang bisa membantu perhitungan otomatis HPP Anda. Ini akan memengaruhi berbagai aspek bisnis, termasuk pengambilan keputusan strategis, pengendalian biaya, dan evaluasi profitabilitas
Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost Of Good Sold (COGS) jumlah pengeluaran dan beban yang yang secara langsung atau tidak langsung digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.
COGS mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi yang diperlukan untuk menghasilkan barang yang akan dijual. HPP sering digunakan dalam perhitungan laba kotor perusahaan, yang mengukur selisih antara pendapatan penjualan dan biaya produksi barang yang dijual.
Contoh biaya HPP adalah biaya bahan baku, biaya overhead, biaya kemasan, dan lain sebagainya. HPP biasanya terdapat dalam laporan keuangan perusahaan pada beberapa pos laporan, termasuk Laporan Laba Rugi, Laporan Neraca, dan Laporan Laba Rugi Komprehensif dan di laporan dalam periode tertentu secara rutin.
Penghitungan COGS digunakan untuk mengetahui laba kotor, perencanaan keuangan, dan pengambilan keputusan bisnis. Sebagian besar laporan keuangan perusahaan menguraikan HPP dengan detail dalam laporan laba rugi.
Menghitung Harga Pokok Penjualan memiliki beberapa manfaat penting dalam manajemen bisnis dan akuntansi, yang mencakup:
Beberapa biaya yang masuk dalam Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku mencakup biaya bahan-bahan yang digunakan dalam produksi barang yang akan dijual. Ini termasuk semua bahan yang langsung digunakan dalam pembuatan produk, seperti logam, plastik, kayu, kain, bahan kimia, dan sejenisnya.
Contoh: Dalam pembuatan mobil, biaya bahan baku mungkin mencakup besi, kaca, karet, dan semua bahan lain yang digunakan untuk membuat mobil tersebut.
Inventaris adalah persediaan barang yang masih belum terjual tetapi telah diproduksi atau diakuisisi oleh perusahaan. HPP mencerminkan biaya produksi yang terkait dengan inventaris tersebut.
Biaya ini terkait dengan barang-barang yang masih ada dalam persediaan pada akhir periode. Contoh: Jika perusahaan memiliki sejumlah produk yang belum terjual pada akhir bulan, HPP akan mencakup biaya produksi dari barang-barang ini.
Biaya inventaris mencakup berbagai komponen, yang dapat bervariasi tergantung pada industri dan praktik bisnis perusahaan. Beberapa komponen umum biaya inventaris meliputi:
Untuk menghindari kehilangan dan memudahkan dalam melacak inventory, Anda dapat memanfaatkan software inventory Impact. Software ini juga membantu untuk memastikan barang inventory tersedia dan tidak overstock atau kehabisan.
Baca juga: 10 Software Inventory Terbaik di Indonesia Tahun 2023
Biaya overhead produksi adalah biaya produksi yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau jasa tertentu.
Ini mencakup berbagai biaya yang diperlukan untuk menjalankan proses produksi secara keseluruhan, seperti biaya listrik pabrik, penyusutan mesin, biaya perawatan pabrik, biaya sewa pabrik, dan biaya lain yang tidak dapat diatribusikan secara langsung ke produk tertentu.
Contoh: Biaya listrik yang digunakan untuk menjalankan seluruh pabrik, biaya perawatan mesin produksi, dan gaji petugas pengawasan produksi.
Biaya overhead terjadi dalam berbagai bentuk dan dapat bervariasi tergantung pada jenis industri dan operasi perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis umum biaya overhead:
Baca juga: Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik & Tips Mengelolanya
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang terkait dengan pekerjaan yang langsung terlibat dalam produksi barang yang akan dijual. Ini mencakup gaji, upah, dan manfaat yang diberikan kepada pekerja produksi yang langsung terlibat dalam pembuatan produk.
Contoh: Gaji dan upah pekerja di garis perakitan mobil dalam industri otomotif atau pekerja di garis produksi pabrik makanan.
Persediaan awal barang dagang adalah komponen yang digunakan dalam perhitungan HPP, karena barang ini merupakan bagian dari persediaan yang akan dijual selama periode tersebut.
Persediaan akhir barang dagang juga adalah komponen yang digunakan dalam perhitungan HPP. Perbedaan antara persediaan awal dan persediaan akhir akan memengaruhi perhitungan HPP bersih.
Pembelian bersih adalah pembelian barang dagang selama periode tertentu setelah dikurangi dengan pengembalian barang, diskon pembelian, dan biaya pengiriman. Ini adalah komponen yang terkait dengan perolehan barang baru yang akan dijual selama periode tersebut.
Penjualan bersih adalah total pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang selama periode tertentu setelah dikurangi dengan pengembalian barang dan diskon penjualan. Penjualan bersih bukanlah komponen HPP, tetapi merupakan pendapatan yang dicatat dalam laporan laba rugi.
Untuk menghitung HPP, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
Langkah 1: Mengidentifikasi Komponen HPP
Pastikan Anda telah mengidentifikasi semua komponen biaya yang terkait dengan produksi atau akuisisi barang yang akan dijual. Ini biasanya mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead produksi, dan mungkin biaya lain yang terkait.
Tentukan nilai persediaan barang dagang yang masih ada pada awal periode akuntansi. Ini adalah nilai barang yang tersisa dari periode sebelumnya.
Hitung total pembelian barang dagang selama periode akuntansi. Ini mencakup pembelian barang baru setelah dikurangi dengan pengembalian barang, diskon pembelian, dan biaya pengiriman.
Termasuk biaya overhead produksi, tenaga kerja langsung, dan biaya biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang yang akan dijual selama periode tertentu.
Tentukan nilai persediaan barang dagang yang masih ada pada akhir periode akuntansi.
Gunakan rumus HPP untuk menghitung biaya produksi atau akuisisi barang yang siap dijual selama periode tertentu:
Hitung laba kotor dengan mengurangkan HPP dari pendapatan penjualan. Formula laba kotor adalah:
Dalam contoh perhitungan HPP ini, kita asumsikan sebagai perusahaan dagang yang memproduksi baju. Data penjualan dalam sebulan sebagai berikut:
Komponen HPP akan mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi.
Pada awal periode, nilai persediaan awal baju yang masih ada adalah Rp15.000.000
Selama periode ini, terjadi transaksi seperti:
Jadi, pembelian bersih adalah
Rp40.000.000 – Rp2.000.000 – Rp1.000.000 = Rp37.000.000
Dengan biaya overhead produksi dan tenaga kerja langsung menjadi
Rp37.000.000 + Rp8.000.000 + Rp.6.000.000 = Rp51.000.000
Pada akhir periode, nilai persediaan baju yang masih ada adalah Rp12.000.000
Gunakan formula HPP:
HPP = (Persediaan Awal + Pembelian Bersih) – Persediaan Akhir
HPP = (Rp15.000.000 + Rp51.000.000) – Rp12.000.000
HPP = Rp66.000.000 – Rp12.000.000
HPP = Rp54.000.000
Dari total HPP ini diperoleh baju sebanyak 800 pcs
Sehingga HPP per unit adalah
HPP per unit = Rp54.000.000 ÷ 800 = Rp67.500
Jika perusahaan menghendaki keuntungan sebesar 100% dari HPP maka harga jual yang akan berlaku sebesar
Rp67.500 x 200% = Rp135.000
Dari data di atas, penjualan terjadi 500 pcs sehingga pendapatan penjualan yang didapat:
Rp135.000 x 500 = Rp67.500.000
HPP yang terjadi sejumlah barang terjual:
Rp67.500 x 500 = Rp33,750,000
Maka,
Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – HPP
Laba Kotor = Rp67.500.000 – Rp33,750,000
Laba Kotor = Rp33,750,000
Berikut kami berikan template excel yang dapat membantu Anda menghitung nilai HPP secara otomatis
Metode FIFO (First-In, First-Out), LIFO (Last-In, First-Out), dan Average Cost adalah metode akuntansi yang digunakan untuk menilai persediaan dan menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan). Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing metode.
FIFO adalah metode yang mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali masuk ke persediaan merupakan barang yang pertama kali dijual. Dengan demikian, harga pembelian barang terakhir yang tersisa dalam persediaan.
Dalam metode ini, biaya persediaan yang dijual dihitung berdasarkan harga dari barang yang masuk terlebih dahulu, dan biaya persediaan yang masih tersisa dihitung berdasarkan harga barang yang masuk terakhir.
LIFO adalah metode yang mengasumsikan bahwa barang yang terakhir kali masuk ke persediaan adalah barang yang pertama kali dijual. Dengan demikian, harga pembelian barang pertama yang tersisa dalam persediaan.
Dalam metode ini, biaya persediaan yang dijual dihitung berdasarkan harga yang barang yang masuk terakhir, dan biaya persediaan yang masih tersisa dihitung berdasarkan harga barang yang masuk pertama kali.
Dalam metode AVCO, biaya persediaan dihitung sebagai rata-rata harga per unit dari semua barang yang tersedia dalam persediaan.
Metode rata-rata sederhana adalah dengan menjumlahkan total biaya pembelian semua barang dalam persediaan selama periode tertentu dan membaginya dengan total jumlah barang dalam persediaan.
Dalam dunia bisnis yang dinamis, memahami Harga Pokok Penjualan adalah suatu keharusan bagi setiap pemilik usaha dan profesional akuntansi. Harga Pokok Penjualan adalah kunci untuk mengambil keputusan yang tepat, mengendalikan biaya, dan mengoptimalkan profitabilitas.
Namun, perhitungan HPP bisa menjadi tugas yang rumit dan memakan waktu jika dilakukan secara manual. Untuk mengatasi tantangan ini, Anda hanya perlu produk software akuntansi, salah satunya Impact Accounting.
Produk ini dirancang khusus untuk membantu Anda dengan perhitungan HPP secara cepat dan akurat, memberikan Anda kontrol penuh atas data keuangan Anda, dan memungkinkan Anda fokus pada pertumbuhan bisnis Anda.
Dengan Impact Accounting Anda dapat:
Jangan biarkan perhitungan HPP membebani bisnis Anda. Dengan Impact Accounting, Anda dapat menghemat waktu dan upaya. Jika Anda memiliki masalah terkait operasional yang menyebabkan proses bisnis tidak efisien, ini adalah saat yang tepat untuk menerapkan sistem ERP. ERP Impact memiliki banyak modul yang canggih dan up to date membantu perkembangan bisnis anda, mulai dari akuntansi, inventory, gudang, hingga manufaktur.
Segera hubungi kami untuk mendapatkan demo produk dan konsultasi gratis!
Baca juga: Mengapa ERP Penting? Cara Kerja, Implementasi, dan Modul Penting
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.