Pahami Apa itu CRM, Tahapan Implementasi, dan Contohnya
Hubungan kuat dengan customer sangat penting dalam lanskap bisnis yang kompetitif. Kepuasan dan loyalitas mereka…
Cynthia
November 20, 2024Break Even Point (BEP) adalah konsep fundamental dalam manajemen bisnis yang memainkan peran penting dalam keberlanjutan bisnis. Konsep ini merujuk pada titik di mana pendapatan dari penjualan menyamai secara persis total biaya, sehingga menghasilkan laba bersih yang menjadi nol.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang BEP, perusahaan dapat mengoptimalkan operasinya, menentukan harga yang sesuai, dan mengukur risiko terkait dengan usahanya. Kami akan membahas bagaimana konsep ini dapat membantu perusahaan mencapai kesuksesan jangka panjang dan mengubahnya menjadi entitas bisnis yang unggul secara finansial.
Break-Even Point/BEP(titik impas) adalah tingkat penjualan dimana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga laba bersihnya adalah nol. Ini berarti bahwa perusahaan tidak menghasilkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian pada tingkat penjualan tersebut.
Dalam bisnis, menghitung BEP berarti menghitung pada harga dan jumlah kuantitas berapa penjualan harus terjadi untuk mendapat jumlah yang sama dengan biaya yang sudah dikeluarkan, termasuk biaya produksi, komisi, pajak, dll.
Titik impas memiliki peran penting dalam analisis bisnis mengindikasikan kapan suatu produk atau usaha akan mulai menghasilkan keuntungan setelah menutupi semua biaya tetapnya.
BEP digunakan untuk mengidentifikasi tingkat penjualan yang diperlukan agar perusahaan mencapai titik impas, dan di atasnya, mereka mulai menghasilkan keuntungan.
Dalam buku Accounting Principles Ed. 13, BEP menggunakan asumsi dasar dalam proses penghitungannya, yaitu:
Untuk menghitung BEP, Anda perlu menghitung penjualan dengan selisih biaya tetap dan biaya variabel, sehinga bernilai nol. BEP dapat dihitung dalam unit fisik (misalnya, berapa banyak unit yang harus dijual untuk mencapai BEP) atau dalam nilai moneter (berapa banyak pendapatan yang harus diperoleh untuk mencapai BEP).
Proses dalam menentukan titik BEP disebut Break Even Analysis. Analisis Titik Impas adalah suatu teknik atau metode dalam manajemen keuangan dan akuntansi yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat penjualan atau volume produksi di mana total pendapatan sama dengan total biaya.
Tujuan analisis Titik Impas (BEP) secara singkat adalah untuk mengidentifikasi tingkat penjualan atau volume produksi di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga perusahaan mencapai titik impas dan laba bersih menjadi nol.
Analisis Berak-Even Point bermanfaat untuk pengambilan keputusan bisnis, perencanaan keuangan, dan evaluasi kinerja, menentukan harga yang sesuai, serta mengukur risiko terkait dengan bisnis mereka.
Selain itu, analisis BEP juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, hanya dapat digunakan untuk satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika melebihi satu macam produk maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan.
Analisa break even point jangka waktu penerapanya terbatas, biasanya digunakan selama setahun. Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya banyak dan hasil dari pengeluaran tidak dapat dilihat secara langsung, maka biaya operasional tetap meningkat dan jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut analisa break even point akan sulit dicapai.
Titik Impas (Break-Even Point atau BEP) dan Margin Keamanan (Margin of Safety) adalah dua konsep penting dalam analisis bisnis dan keuangan yang terkait erat satu sama lain.
Mereka membantu manajemen dalam mengukur risiko dan keberhasilan operasional suatu perusahaan. Berikut adalah hubungan antara BEP dan Margin Keamanan:
Semakin besar Margin Keamanan, semakin kuat posisi keuangan dan bisnis perusahaan dalam menghadapi perubahan ekonomi atau pasar. Oleh karena itu, manajemen perusahaan sering berusaha untuk meningkatkan Margin Keamanan mereka sebagai langkah-langkah untuk mengurangi risiko bisnis.
Analisis Titik Impas (Break-Even Point atau BEP) memiliki manfaat yang signifikan dalam berbagai aspek perencanaan bisnis, termasuk production planning (perencanaan produksi), investment planning (perencanaan investasi), dan cash flow planning (perencanaan aliran kas).
Berikut adalah manfaat analisis BEP dalam konteks ketiga area tersebut:
Analisis BEP membantu perusahaan dalam menentukan volume produksi yang diperlukan untuk mencapai titik impas. Ini membantu dalam mengoptimalkan proses produksi dan menghindari overproduksi atau underproduksi.
Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat merencanakan penjadwalan produksi yang lebih efisien, menghindari biaya tambahan yang mungkin timbul akibat perubahan mendadak dalam produksi.
Analisis BEP dapat membantu dalam menilai proyek investasi atau ekspansi bisnis. Manajemen dapat menggunakan BEP untuk memahami berapa lama proyek akan mencapai titik impas dan mulai menghasilkan keuntungan, membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih bijak.
BEP juga membantu dalam menentukan prioritas investasi dengan membandingkan potensi pengembalian dan risiko dari berbagai proyek.
Analisis BEP membantu dalam perencanaan aliran kas dengan memproyeksikan pendapatan dan biaya yang diperlukan untuk mencapai titik impas. Ini membantu manajemen dalam mengelola kebutuhan keuangan dan menghindari kekurangan kas.
BEP membantu perusahaan dalam menilai berapa banyak modal yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau mengatasi defisit kas jika penjualan berada di bawah target.
Dengan menggunakan analisis BEP, perusahaan dapat menggabungkan data biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan volume penjualan untuk merencanakan produksi yang lebih efisien, membuat keputusan investasi yang lebih tepat, dan mengelola aliran kas dengan lebih baik.
Baca juga: Cara Menghitung Cash Clow dan Contohnya
Berikut penjelasan lebih detail mengenai komponen-komponen dalam analisis Titik Impas (Break-Even Point atau BEP):
Biaya tetap adalah biaya operasional yang tidak berubah terlepas dari volume produksi atau penjualan. Artinya, biaya ini harus dibayarkan oleh perusahaan meskipun tidak ada aktivitas produksi atau penjualan yang berlangsung.
Biaya tetap mencakup biaya sewa atau hipotek gedung, gaji karyawan tetap, biaya asuransi, biaya administratif bulanan, dan sebagainya.
Biaya tetap menjadi faktor kunci dalam perhitungan BEP karena perusahaan harus mencapai tingkat penjualan tertentu untuk menutupi biaya ini dan mencapai titik impas.
Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti biaya ini meningkat ketika volume produksi atau penjualan meningkat, dan sebaliknya.
Biaya variabel dapat mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead produksi, biaya produksi yang berhubungan langsung dengan produk atau jasa yang dihasilkan, serta biaya pemasaran yang berhubungan dengan penjualan. Menentukan biaya variabel, artinya Anda harus menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) produk.
Baca juga: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Beserta Contoh dan 3 Metodenya
Biaya variabel adalah faktor penting dalam menghitung BEP karena biaya ini berkaitan langsung dengan produksi dan penjualan, dan mereka berkontribusi terhadap penghitungan margin kontribusi (perbedaan antara harga jual dan biaya variabel).
Harga jual adalah harga di mana produk atau jasa dijual kepada pelanggan. Ini adalah pendapatan yang diterima per unit produk atau jasa yang dijual.
Misalnya, jika Anda menjual sepatu dengan harga Rp50.000 per pasang, itu adalah harga jual untuk satu pasang sepatu.
Harga jual adalah faktor yang mempengaruhi pendapatan per unit penjualan. Dalam perhitungan BEP, Anda memerlukan harga jual untuk menghitung berapa banyak unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas.
Pendapatan adalah total uang yang diterima dari penjualan produk atau jasa. Ini adalah hasil dari mengalikan volume penjualan dengan harga jual per unit.
Jika Anda menjual 100 sepatu dengan harga Rp50.0000 per pasang, pendapatan Anda adalah Rp5.000.000.
Dengan menggabungkan informasi tentang biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan pendapatan, perusahaan dapat menghitung titik impas, yaitu tingkat penjualan di mana pendapatan sama dengan total biaya, dan laba bersihnya adalah nol.
Cara menghitung Titik Impas (Break-Even Point atau BEP) dapat dilakukan dengan tiga metode yang berbeda: metode persamaan, metode margin kontribusi, dan metode grafis. Berikut penjelasan singkat mengenai ketiga metode tersebut:
Dalam metode persamaan, BEP dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dalam rumus ini, Biaya Tetap adalah total biaya yang tidak berubah, Harga Jual per Unit adalah harga di mana produk atau jasa dijual kepada pelanggan, dan Biaya Variabel per Unit adalah biaya yang berubah per unit penjualan.
Metode persamaan cocok untuk perhitungan BEP dalam unit fisik atau dalam nilai uang.
Dalam metode margin kontribusi, BEP dihitung dengan menghitung margin kontribusi per unit dan membagi Biaya Tetap dengan margin kontribusi per unit. Margin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.
Metode ini membantu dalam memahami berapa banyak laba yang tersedia untuk menutupi biaya tetap setelah menutupi biaya variabel.
Margin kontribusi adalah konsep yang sangat berguna dalam analisis BEP karena dapat digunakan untuk memahami bagaimana perubahan dalam volume penjualan memengaruhi laba.
Metode grafis melibatkan pembuatan grafik yang memplotkan pendapatan total dan biaya total seiring dengan perubahan volume penjualan.
Titik dimana garis pendapatan total (total revenue) dan garis biaya total bertemu (titik impas) adalah BEP.
Dalam grafik ini, garis pendapatan total naik seiring dengan peningkatan volume penjualan, sedangkan garis biaya total naik tetapi dengan tingkat kemiringan yang lebih curam.
Metode grafis memberikan pemahaman visual tentang titik impas.
Berikut contoh perhitungan Titik Impas (Break-Even Point atau BEP) dengan menggunakan tiga metode yang berbeda: metode persamaan, metode margin kontribusi, dan metode grafis.
Sebuah perusahaan yang memproduksi baju, memiliki data produksi sebagai berikut (selama sebulan)
Maka perhitungan BEP nya:
Jadi menurut perhitungan metode persamaan, perusahaan akan menyentuh titik balik modal (Break Even Point) dengan menjual 400 pcs baju
METODE MARGIN KONTRIBUSI
Menghitung margin kontribusi per unit:
Margin Kontribusi per Unit = Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit
Margin Kontribusi per Unit = Rp45.000 – Rp20.000
Margin Kontribusi per Unit = Rp25.000
Kemudian, menghitung BEP:
Jadi menurut perhitungan metode margin kontribusi, perusahaan akan menyentuh titik balik modal (Break Even Point) dengan menjual 400 pcs baju. Hasil ini sama dengan metode persamaan.
METODE GRAFIK
Dalam membuat grafik kita harus membuat garis Total Revenue dan Total Biaya. Dengan membuat beberapa skenario penjualan. Dalam hal ini dibuat skenario sebagai berikut:
Dengan begitu, didapat data untuk garis total revenue dan total biaya sebagai berikut:
Total biaya variabel = Biaya variabel per unit x unit terjual
Nilai nilai ini akan menjadi titik pada grafik BEP
Dari grafik juga didapat bahwa titik BEP pada unit terjual sebanyak 400 pcs.
Untuk membantu Anda menentukan perhitungan BEP, kami sedikan template excel yang bisa menghitung secara otomatis nilai BEP sesuai data data yang Anda masukkan.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan kompetitif, pemahaman konsep Titik Impas (Break-Even Point atau BEP) adalah kunci untuk kesuksesan bisnis. BEP memberikan pandangan yang mendalam tentang kesehatan finansial perusahaan, membantu dalam pengambilan keputusan strategis, dan mengurangi risiko.
Perhitungan BEP yang salah akan berakibat fatal pada aliran kas bisnis. Semakin berkembangnya bisnis Anda, perlu mengggunakan software akuntansi yang dapat melakukan perhitungan dan analisis BEP secara otomatis.
Dengan perangkat lunak akuntansi terdepan Impact Accounting, Anda dapat dengan cepat dan tepat menghitung BEP, merencanakan keuangan dengan lebih baik, dan mengoptimalkan aliran kas Anda.
Kami berkomitmen untuk membantu perusahaan Anda mencapai titik impas lebih cepat dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi tantangan bisnis. Dengan menggunakan alat kami, Anda dapat berfokus pada apa yang paling penting: mengembangkan bisnis Anda dan mencapai kesuksesan finansial yang lebih besar.
Jika Anda memiliki masalah terkait operasional yang menyebabkan proses bisnis tidak efisien, ini adalah saat yang tepat untuk menerapkan sistem ERP. ERP Impact memiliki banyak modul yang canggih dan up to date membantu perkembangan bisnis anda, mulai dari akuntansi, inventory, gudang, hingga manufaktur.
Segera hubungi kami untuk mendapatkan demo produk dan konsultasi gratis!
Baca juga: 15 Software Akuntansi Terbaik untuk Usaha, Efisien dan Tepat!
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.