Apa itu bisnis retail

Retail didefinisikan sebagai penjualan produk dalam jumlah kecil langsung kepada konsumen, menurut buku “The Everything Guide to Starting and Running a Retail Store” karya Dan Ramsey. Istilah ini berasal dari bahasa Perancis “retailler,” yang berarti membagi barang.

Produk yang dijual bisa berupa barang fisik seperti pakaian, makanan, atau elektronik, serta jasa seperti potong rambut atau cuci mobil. Tujuan utama bisnis retail adalah memenuhi kebutuhan konsumen melalui transaksi di toko fisik, platform online, atau kombinasi keduanya (omni-channel).

Peran retail dalam ekonomi

Bisnis retail memainkan peran penting dalam perekonomian karena beberapa alasan utama:

  • Menciptakan Lapangan Kerja: Retail adalah sektor besar yang menyerap banyak tenaga kerja. Bisnis ini menyediakan pekerjaan untuk jutaan orang, mulai dari pegawai toko dan kasir hingga manajer rantai pasokan, baik di toko fisik maupun e-commerce.
  • Meningkatkan Daya Beli dan Konsumsi: Bisnis retail menyediakan barang dan jasa yang mudah diakses oleh konsumen. Ini mendukung aktivitas konsumsi yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketika konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari atau produk mewah, mereka berkontribusi pada perputaran uang. 
  • Memperkuat Rantai Distribusi: Retail menghubungkan produsen dengan konsumen akhir. Melalui toko fisik dan online, retailer mendistribusikan produk secara efisien, mengurangi jarak dan waktu yang dibutuhkan agar produk sampai ke konsumen.
  • Mendorong Inovasi Produk: Retailer berhubungan langsung dengan konsumen, sehingga mereka mendapatkan informasi tentang tren pasar dan preferensi konsumen. Data ini penting bagi produsen untuk menciptakan atau menyesuaikan produk agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar, mendorong inovasi dan perkembangan produk.
  • Pajak dan Penerimaan Negara: Penjualan retail sangat berkontribusi pada penerimaan negara melalui pajak. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari setiap transaksi retail menjadi sumber pendapatan utama bagi pemerintah.

Cara kerja bisnis retail

Bisnis retail memiliki dua komponen utama: merchandising (front-end) dan backroom (back-end). Kedua bagian ini bekerja sama untuk menciptakan pengalaman belanja yang optimal dan menjaga efisiensi operasional.

Flowchart yang menjelaskan cara kerja bisnis retail. Kelancaran bisnis dibantu oleh merchandising (front-end) dan backroom (back-end).

Merchandising (front-end)

Merchandising adalah aspek yang fokus pada interaksi langsung dengan pelanggan di toko. Beberapa aspeknya meliputi:

  • Product Selection: Keputusan penting dalam bisnis retail berkaitan dengan pilihan produk yang disukai pelanggan. Pemilik toko harus menyediakan variasi produk untuk memenuhi kebutuhan berbagai tipe pelanggan.
  • Product Presentation (Visual Merchandising): Penempatan produk di dalam toko sangat penting. Penempatan yang strategis, penjelasan manfaat produk, dan harga yang wajar dapat menarik minat pelanggan untuk membeli.
  • Sales Transaction: Tujuan utama dalam retail adalah mendorong pelanggan untuk membeli. Transaksi terjadi ketika pelanggan setuju membayar harga yang ditetapkan, menunjukkan bahwa mereka merasa produk tersebut layak dengan nilainya.

Backroom (back-end)

Backroom adalah bagian penting dari operasional internal dan manajemen inventaris. Ini mencakup semua kegiatan di belakang layar yang mendukung proses penjualan di depan.

  • Manajemen Inventaris: Pengurangan inventaris di gudang sangat penting untuk meningkatkan peluang penjualan. Pemeriksaan rutin dan penyetokan ulang membantu meminimalkan kerugian, sehingga pelacakan inventaris yang efektif diperlukan.
  • Manajemen Suplai: Retailer bekerja sama dengan pemasok dan distributor untuk mendapatkan produk dengan harga terbaik. Kerja sama ini mengurangi biaya dan mendukung keberhasilan bisnis.
  • Operasional Toko: Mengelola toko meliputi pengawasan staf, kebersihan, dan keamanan. Tujuannya adalah menciptakan pengalaman berbelanja yang lancar dan menyenangkan bagi pelanggan.

Peluang dan tantangan dalam bisnis retail

Bisnis retail menghadapi berbagai peluang dan tantangan yang dapat memengaruhi operasional dan pertumbuhannya. Memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi tantangan dengan baik adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam industri ini.

Peluang

  • Integrasi Teknologi: Kemajuan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomasi, memberi peluang bagi retailer untuk meningkatkan efisiensi. Sistem pembayaran digital dan point-of-sale (POS) modern membuat transaksi lebih cepat dan otomatis, sehingga meningkatkan pengalaman pelanggan di toko.
  • Pengalaman Belanja Hybrid: Lebih dari 2,14 miliar orang kini berbelanja online, menunjukkan peningkatan besar dari tahun-tahun sebelumnya. Retailer bisa menciptakan pengalaman belanja hybrid, memungkinkan konsumen menjelajahi produk online dan mengambilnya di toko fisik.
  • Pemanfaatan Data: Sekitar 71% pelanggan menginginkan pengalaman berbelanja yang personal, dan McKinsey mencatat bahwa bisnis yang berhasil melakukan ini dapat meningkatkan pendapatan sebesar 10% hingga 15%. Dengan memanfaatkan data analitik untuk memahami tren pembelian dan preferensi pelanggan, retailer dapat mengoptimalkan penawaran dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Tantangan

  • Adopsi Perubahan yang Lambat: E-commerce telah mengubah bisnis retail secara drastis, menjadikan toko online pilihan utama berkat kenyamanan dan harga terjangkau. Retailer yang lambat beradaptasi dengan perubahan ini berisiko kehilangan pangsa pasar ke pesaing yang lebih inovatif.
  • Gangguan pada Supply Chain: Pada tahun 2021, 98% eksekutif mengalami masalah dalam rantai pasokan, menyebabkan kenaikan harga produk dan biaya pengiriman tinggi bagi konsumen. Ketidakpastian ini menuntut retailer untuk memiliki strategi cadangan yang kuat dan fleksibilitas dalam pengelolaan rantai pasokan.
  • Kenaikan Biaya Operasional: Biaya operasional, seperti sewa dan gaji, terus meningkat, sehingga retailer perlu mengelolanya dengan baik tanpa mengorbankan kualitas. Retailer kecil dan independen harus berjuang untuk menjaga keseimbangan antara biaya dan harga agar tetap kompetitif di industri ini.

Retail vs. wholesale

Bisnis retail dan wholesale adalah dua model perdagangan yang berbeda. Masing-masing memiliki karakteristik, tujuan, dan pasar yang unik, sehingga penting untuk dipahami oleh pelaku bisnis.

Perbedaan bisnis retail dengan wholesale

Contoh bisnis retail

Supermarket/toko kelontong

Toko kelontong dan supermarket menyediakan berbagai macam produk makanan, termasuk makanan segar dan kemasan, serta barang-barang kebutuhan rumah tangga.

Pro:

  • Rangkaian produk yang beragam
  • Skala ekonomi
  • Lalu lintas pelanggan yang konsisten

Kontra:

  • Persaingan ketat
  • Operasi yang kompleks (barang yang mudah rusak, banyak pemasok)
  • Margin keuntungan tipis

Convenience store

Jenis toko ini memiliki ukuran kecil, buka 24 jam sehari, dan berlokasi strategis. Biasanya, toko ini menyediakan makanan sederhana, minuman, dan barang-barang sehari-hari. Beberapa di antaranya terhubung dengan pompa bensin.

Pro:

  • Jam kerja diperpanjang
  • Transaksi cepat
  • Peluang franchise

Kontra:

  • Ketergantungan pada lokasi
  • Ruang terbatas
  • Perhatian pada keamanan

Specialty store 

Toko khusus atau specialty store fokus pada jenis produk tertentu, seperti merek atau gaya yang berbeda dalam kategori tertentu. Biasanya, Anda dapat menemukan toko-toko ini di jalan-jalan utama setempat atau di mal, dengan tujuan untuk menyediakan rangkaian produk yang unik dan beragam sesuai dengan ceruk pasar khusus mereka.

Pro:

  • Loyalitas merek
  • Keahlian

Kontra:

  • Kisaran produk terbatas
  • Volatilitas pasar
  • Tergantung pada tren

Department store

Department store biasanya terletak di pusat perbelanjaan dan menyajikan berbagai macam produk, mulai dari pakaian hingga barang elektronik. Pusat perbelanjaan ini terkenal dengan koleksi merek-merek mewahnya, walaupun harganya sedikit lebih tinggi.

Pro:

  • Rangkaian produk yang beragam
  • Traffic pelanggan yang tinggi
  • Kehadiran pasar

Cons:

  • Biaya operasional yang tinggi
  • Manajemen inventaris
  • Tantangan kemampuan beradaptasi

Toko outlet

Toko outlet umumnya menawarkan produk-produk dengan potongan harga, yang seringkali berasal dari merek atau pembuat tertentu. Harga yang ditawarkan oleh toko-toko ini lebih terjangkau karena mereka memiliki stok berlebih, termasuk barang-barang akhir musim, sisa produksi, barang bekas pabrik, produk yang sudah tidak diproduksi lagi, atau barang dengan cacat kecil.

Pro:

  • Pembersihan kelebihan persediaan
  • Menarik pembeli yang mencari diskon
  • Visibilitas dan kesadaran merek

Kontra:

  • Persepsi nilai
  • Kanibalisasi penjualan
  • Kompleksitas manajemen inventaris

Toko gudang

Toko gudang menyediakan berbagai macam produk dengan harga yang lebih rendah dari rata-rata pasar. Mereka terkenal dengan pilihan hemat biaya untuk kebutuhan pokok, dan pembelian dalam jumlah besar membantu pelanggan menghemat lebih banyak.

Pro:

  • Penghematan biaya
  • Model keanggotaan memberikan pendapatan yang stabil dan loyalitas pelanggan
  • Peluang B2B

Kontra:

  • Investasi awal yang tinggi
  • Tantangan logistik
  • Suasana impersonal bagi pelanggan

Cara memulai bisnis toko retail

1. Riset pasar

Lakukan penelitian mendalam tentang pasar yang ingin Anda masuki dengan mengidentifikasi tren, preferensi konsumen, dan pesaing yang ada. Gunakan survei, wawancara, dan analisis data untuk memahami kebutuhan pelanggan, sehingga Anda dapat menentukan produk yang tepat dan strategi pemasaran yang efektif.

2. Tentukan niche atau jenis produk

Setelah memahami pasar, tentukan niche atau jenis produk yang ingin Anda tawarkan. Apakah Anda akan menjual pakaian, makanan, elektronik, atau produk khusus lainnya? Memilih niche yang sesuai dengan minat dan pengetahuan Anda akan meningkatkan peluang kesuksesan.

3. Buat business plan

Susun business plan yang jelas dan terstruktur. Rencana ini harus mencakup visi dan misi bisnis, analisis pasar, strategi pemasaran, proyeksi keuangan, serta rencana operasional. Rencana bisnis yang solid akan menjadi panduan untuk pengambilan keputusan dan membantu Anda mendapatkan dukungan dari investor atau bank.

4. Pilih lokasi atau platform

Jika Anda membuka toko fisik, pilih lokasi yang strategis dengan banyak lalu lintas konsumen. Pertimbangkan aksesibilitas, parkir, dan kondisi lingkungan sekitar. Jika Anda berbisnis online, pilih platform e-commerce yang sesuai, seperti Tokopedia atau Shopify. Pastikan situs web Anda mudah digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.

5. Persiapkan legalitas dan izin usaha

Daftarkan bisnis Anda dan penuhi semua persyaratan hukum. Ini mencakup pengajuan izin usaha, pendaftaran pajak, dan lisensi yang diperlukan. Memahami aspek hukum akan melindungi Anda dari masalah di masa depan. Hal ini juga memberikan kredibilitas kepada bisnis Anda.

6. Pengadaan dan manajemen inventaris

Membangun hubungan dengan supplier untuk mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang bersaing. Siapkan sistem manajemen inventaris yang efisien untuk melacak stok dan permintaan. Pastikan Anda memiliki cadangan untuk produk yang populer. Siap mengatur ulang stok ketika diperlukan.

7. Pemasaran dan promosi

Setelah semuanya siap, luncurkan bisnis Anda dengan strategi pemasaran yang efektif. Gunakan media sosial, iklan online, dan promosi lokal untuk menarik pelanggan baru. Tawarkan diskon atau program loyalitas agar pelanggan setia kembali. Pantau efektivitas strategi pemasaran dan sesuaikan sesuai kebutuhan.

Best practices dalam bisnis toko retail

Mengelola bisnis toko retail yang sukses memerlukan perhatian pada berbagai aspek operasional. Berikut adalah praktik terbaik untuk mencapai keberhasilan:

  1. Fokus pada Pelayanan Pelanggan
    Pelayanan pelanggan yang unggul membangun loyalitas dan reputasi bisnis. Latih karyawan untuk memberikan layanan ramah dan responsif, serta dengarkan umpan balik untuk meningkatkan pengalaman belanja.
  1. Optimalkan Tata Letak Toko
    Desain toko yang baik dapat meningkatkan pengalaman berbelanja. Tempatkan produk terlaris di lokasi strategis dan gunakan signage yang jelas untuk memudahkan pelanggan menjelajahi toko.
  1. Diversifikasi Produk dan Layanan
    Menawarkan variasi produk dan layanan menarik lebih banyak pelanggan. Tambahkan produk pelengkap atau layanan seperti pengantaran untuk meningkatkan potensi pendapatan.
  1. Pelatihan Karyawan secara Berkala
    Berikan pelatihan rutin kepada karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan produk. Karyawan yang terampil dapat memberikan informasi yang lebih baik kepada pelanggan dan menciptakan suasana positif di toko.
  1. Pemantauan dan Analisis Kinerja
    Lakukan evaluasi rutin terhadap kinerja bisnis. Analisis data penjualan dan pengeluaran untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan membuat keputusan yang lebih strategis.
  1. Pemanfaatan Software yang Tepat
    Investasikan dalam software yang mendukung operasi, seperti sistem Point of Sale (POS) dan manajemen inventaris. Software yang baik membantu pemrosesan transaksi dan analisis data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

Apakah bisnis retail tepat untuk Anda?

Bisnis retail menawarkan peluang besar bagi mereka yang siap beradaptasi dengan tren konsumen dan teknologi. Jika Anda suka menjual produk dan berinteraksi dengan pelanggan, bisnis ini bisa menjadi pilihan yang tepat.

Namun, tantangan seperti persaingan, manajemen inventaris, dan biaya operasional perlu diperhitungkan. Dengan perencanaan yang matang dan kemauan untuk terus berkembang, bisnis retail dapat menjadi jalan yang menguntungkan.

Referensi

Ramsey, D., & Ramsey, J. (2010). The Everything Guide to starting and running a retail store: All you need to get started and succeed in your own retail adventure. Adams Media.

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us