5 Tahap Penerapan Porter Five Forces & Manfaat bagi Perusahaan
Pendahuluan Porter Five Forces adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi potensi profitabilitas sebuah…
Cynthia
Desember 24, 2024Dua konsep yang menjadi inti dari pengelolaan keuangan bisnis adalah account receivable (piutang usaha) dan account payable (utang usaha).
Kedua aspek ini tidak hanya mencerminkan sejumlah uang dalam laporan keuangan, tetapi juga menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menjaga likuiditas, memenuhi kewajiban, dan mengelola hubungan dengan pihak luar seperti pemasok dan pelanggan.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang AR dan AP, Anda akan memiliki alat yang lebih kuat untuk mengelola arus keuangan bisnis Anda dengan bijaksana.
Account Receivable adalah jumlah uang yang belum diterima oleh sebuah perusahaan dari pelanggan atau pihak lain yang telah membeli barang atau jasa dari perusahaan tersebut.
AR masuk ke dalam current asset di dalam balance sheet, karena mencerminkan uang yang seharusnya akan masuk ke kas perusahaan di masa mendatang. Transaksi penjualan secara kredit akan dicatat sebagai AR selama belum masuk uang secara tunai.
Berikut gambaran proses account receivable:
Baca juga: Mengenal Akuntansi: Prinsip Dasar, Proses, dan 8 Jenis Bidangnya
Berikut adalah beberapa ciri-ciri account receivable:
Nilai tunggakan atau nilai jatuh tempo adalah sejumlah nilai yang akan menjadi hak perusahaan dan tertagih terhadap pihak yang melakukan piutang. Biasanya nilai ini akan ditambah dengan bunga yang berlaku sesuai dengan kesepakatan.
Periode ini adalah jangka waktu yang telah ditetapkan untuk pelanggan membayar. Ini bisa berupa 30, 60, atau 90 hari, tergantung pada kebijakan perusahaan.
Tanggal ini menggambarkan hari pembayaran dimana pihak perusahaan harus menagih kewajiban pada pihak lain. Jika ada keterlambatan, biasanya perusahaan akan menerapkan sistem denda.
Account Receivable adalah aspek penting dari analisis fundamental suatu bisnis karena masuk dalam aset lancar, dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan atau kemampuannya untuk menutupi kewajiban jangka pendek tanpa aliran kas tambahan.
Analis fundamental sering mengevaluasi AR dalam konteks perputaran, juga dikenal sebagai rasio perputaran piutang usaha, yang mengukur berapa kali perusahaan telah mengumpulkan saldo piutang usaha selama periode akuntansi.
Analisis lebih lanjut mencakup penilaian terhadap Days Sales Outstanding (DSO), yaitu jumlah rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan pembayaran setelah terjadi penjualan.
Sarah membeli beberapa pakaian seharga Rp2.500.000 pada tanggal 1 Agustus.
Sarah membayar dengan kartu kredit dan menjanjikan untuk melunasi pembayaran pada tanggal 15 Agustus. Pada tanggal 15 Agustus, Sarah memang membayar tagihan tersebut.
Dalam situasi ini, Rp2.500.000 yang belum terima dari Sarah pada tanggal 1 Agustus merupakan AR bagi perusahaan. Artinya, itu adalah uang yang seharusnya masuk ke dalam kas perusahaan, namun dicatat sebagai piutang dagang dari Sarah.
Ketika Sarah akhirnya membayar pada tanggal 15 Agustus, dicatatnya sebagai penerimaan kas dan menghapus jumlah tersebut dari AR.
Tanggal | Keterangan | Ref | Debet | Kredit |
1 Agustus | Piutang Usaha | Rp2.500.000 | ||
Pendapatan | Rp2.500.000 | |||
15 Agustus | Kas | Rp2.500.000 | ||
Piutang Usaha | Rp2.500.000 |
Account payable adalah kewajiban yang dimiliki oleh sebuah perusahaan terhadap pihak lain, seperti pemasok atau vendor, atas pembelian barang atau jasa. Ini mencakup utang yang timbul dari berbagai sumber, termasuk utang pajak, utang gaji karyawan, dan utang utilitas.
Bayangkan, perusahaan Anda memesan bahan baku dari seorang pemasok. Ketika pemasok mengirimkan barang tersebut, Anda menerima barang tersebut tetapi belum membayar pemasok. Jumlah uang yang Anda harus bayar kepada pemasok ini adalah AP.
Berikut gambaran proses yang terjadi pada account payable:
Baca juga: 8 Tahap Siklus Akuntansi: Siklus Perusahaan Jasa & Dagang
Account payable (utang usaha) dan trade payable (utang dagang) adalah dua istilah yang sering digunakan dalam akuntansi untuk merujuk pada kewajiban finansial yang dimiliki oleh perusahaan terhadap pihak lain.
Berikut perbedaannya:
Contoh: Selain trade payable (utang dagang), AP juga mencakup utang lain seperti utang pajak, utang gaji karyawan, utang utilitas, dan sebagainya.
Trade payable berhubungan dengan utang dagang kepada pemasok atau vendor yang menyediakan barang atau jasa untuk perusahaan.
Contoh: Jika perusahaan memesan bahan baku dari pemasok dan belum membayar, itu adalah contoh dari trade payable. Ini adalah kewajiban spesifik yang berkaitan dengan transaksi bisnis tertentu.
Jadi, perbedaan utama antara account payable dan trade payable adalah AP mencakup semua jenis utang yang dimiliki oleh perusahaan, sementara trade payable adalah jenis khusus dari account payable yang terkait dengan utang dagang.
Baca Juga: Perbedaan Purchase Order dan Purchase Requisition
Bayangkan bahwa perusahaan Anda memesan bahan baku senilai Rp2.500.000 dari salah satu pemasok Anda. Pemasok tersebut mengirimkan barang pada tanggal 1 September, tetapi perjanjian pembayaran adalah tanggal 15 September.
Maka atas transaksi ini Rp2.500.000 pada 1 September, akan dicatat dalam akun Account Payable. Lalu pada 15 September ketika pembayaran akan mengurangi jumlah kas bisnis.
Tanggal | Keterangan | Ref | Debet | Kredit |
1 September | Pembelian | Rp2.500.000 | ||
Utang usaha | Rp2.500.000 | |||
15 September | Utang usaha | Rp2.500.000 | ||
Kas | Rp2.500.000 |
Baca juga: Panduan Laporan Keuangan: 5 Jenis, Fungsi, dan Contohnya
Guna mempermudah pemahaman tentang perbedaan AR dan AP, berikut kami berikan tabel perbedaannya:
Account receivable (piutang usaha) dan account payable (utang usaha) adalah dua elemen utama yang tidak hanya mencerminkan kesehatan finansial perusahaan, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada operasional sehari-hari.
Ketika dikelola dengan baik, account receivable membantu perusahaan memantau pendapatan yang diharapkan, menjaga likuiditas, dan memberikan peluang pertumbuhan melalui pemberian kredit yang bijaksana kepada pelanggan.
Di sisi lain, account payable membantu dalam mengatur kewajiban keuangan, menjaga hubungan yang baik dengan pemasok, dan memastikan kelancaran rantai pasokan. Kedua konsep ini saling terkait dalam mengoptimalkan arus kas dan kestabilan keuangan perusahaan.
Dalam bisnis, penting untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara AR dan AP. Guna menghindari keterlambatan pembayaran dan kemudahan pencatatan transaksi, Anda dapat menggunakan software akuntansi.
Software akuntansi Impact membantu Anda untuk dengan mudah mengidentifikasi AR dan AP sehingga meminimalisir kesalahan dalam proses pencatatan. Laporan keuangan juga dapat dihasilkan secara otomatis sehingga lebih efisien.
Baca juga: Software Akuntansi adalah Solusi agar Bisnis Cepat Maju
Tim Insights Impact
Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.
Hubungi kami untuk mendapatkan perbandingan fitur lengkap dari 7 sistem ERP terbaik di Indonesia.