Dua konsep yang menjadi inti dari pengelolaan keuangan bisnis adalah account receivable (piutang usaha) dan account payable (utang usaha). 

Kedua aspek ini tidak hanya mencerminkan sejumlah uang dalam laporan keuangan, tetapi juga menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menjaga likuiditas, memenuhi kewajiban, dan mengelola hubungan dengan pihak luar seperti pemasok dan pelanggan.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang AR dan AP, Anda akan memiliki alat yang lebih kuat untuk mengelola arus keuangan bisnis Anda dengan bijaksana.

Apa itu Account Receivable?

Account Receivable adalah jumlah uang yang belum diterima oleh sebuah perusahaan dari pelanggan atau pihak lain yang telah membeli barang atau jasa dari perusahaan tersebut. 

AR masuk ke dalam current asset di dalam balance sheet, karena mencerminkan uang yang seharusnya akan masuk ke kas perusahaan di masa mendatang. Transaksi penjualan secara kredit akan dicatat sebagai AR selama belum masuk uang secara tunai.

Berikut gambaran proses account receivable:

Proses Account receivable

Baca juga: Mengenal Akuntansi: Prinsip Dasar, Proses, dan 8 Jenis Bidangnya

Ciri-ciri Account Receivable

Berikut adalah beberapa ciri-ciri account receivable:

  1. Nilai tunggakan

Nilai tunggakan atau nilai jatuh tempo adalah sejumlah nilai yang akan menjadi hak perusahaan dan tertagih terhadap pihak yang melakukan piutang. Biasanya nilai ini akan ditambah dengan bunga yang berlaku sesuai dengan kesepakatan.

  1. Periode tunggakan

Periode ini adalah jangka waktu yang telah ditetapkan untuk pelanggan membayar. Ini bisa berupa 30, 60, atau 90 hari, tergantung pada kebijakan perusahaan. 

  1. Tanggal jatuh tempo

Tanggal ini menggambarkan hari pembayaran dimana pihak perusahaan harus menagih kewajiban pada pihak lain. Jika ada keterlambatan, biasanya perusahaan akan menerapkan sistem denda.

Manfaat Account Receivable

Account Receivable adalah aspek penting dari analisis fundamental suatu bisnis karena masuk dalam aset lancar, dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan atau kemampuannya untuk menutupi kewajiban jangka pendek tanpa aliran kas tambahan.

Analis fundamental sering mengevaluasi AR dalam konteks perputaran, juga dikenal sebagai rasio perputaran piutang usaha, yang mengukur berapa kali perusahaan telah mengumpulkan saldo piutang usaha selama periode akuntansi. 

Analisis lebih lanjut mencakup penilaian terhadap Days Sales Outstanding (DSO), yaitu jumlah rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan pembayaran setelah terjadi penjualan.

Contoh Account Receivable

Sarah membeli beberapa pakaian seharga Rp2.500.000 pada tanggal 1 Agustus. 

Sarah membayar dengan kartu kredit dan menjanjikan untuk melunasi pembayaran pada tanggal 15 Agustus. Pada tanggal 15 Agustus, Sarah memang membayar tagihan tersebut.

Dalam situasi ini, Rp2.500.000 yang belum terima dari Sarah pada tanggal 1 Agustus merupakan AR bagi perusahaan. Artinya, itu adalah uang yang seharusnya masuk ke dalam kas perusahaan, namun dicatat sebagai piutang dagang dari Sarah.

Ketika Sarah akhirnya membayar pada tanggal 15 Agustus, dicatatnya sebagai penerimaan kas dan menghapus jumlah tersebut dari AR. 

TanggalKeteranganRefDebetKredit
1 AgustusPiutang UsahaRp2.500.000
PendapatanRp2.500.000
15 AgustusKasRp2.500.000
Piutang UsahaRp2.500.000

Apa itu Account Payable?

Account payable adalah kewajiban yang dimiliki oleh sebuah perusahaan terhadap pihak lain, seperti pemasok atau vendor, atas pembelian barang atau jasa. Ini mencakup utang yang timbul dari berbagai sumber, termasuk utang pajak, utang gaji karyawan, dan utang utilitas.

Bayangkan, perusahaan Anda memesan bahan baku dari seorang pemasok. Ketika pemasok mengirimkan barang tersebut, Anda menerima barang tersebut tetapi belum membayar pemasok. Jumlah uang yang Anda harus bayar kepada pemasok ini adalah AP.

Berikut gambaran proses yang terjadi pada account payable:

Proses account payable

Baca juga: 8 Tahap Siklus Akuntansi: Siklus Perusahaan Jasa & Dagang

Account Payable vs. Trade Payable

Account payable (utang usaha) dan trade payable (utang dagang) adalah dua istilah yang sering digunakan dalam akuntansi untuk merujuk pada kewajiban finansial yang dimiliki oleh perusahaan terhadap pihak lain. 

Berikut perbedaannya:

  1. Account Payable (Utang Usaha) adalah Kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain, baik itu pemasok, vendor, atau entitas lainnya. Ini mencakup semua jenis utang yang terjadi dalam operasional bisnis. 

Contoh: Selain trade payable (utang dagang), AP juga mencakup utang lain seperti utang pajak, utang gaji karyawan, utang utilitas, dan sebagainya.

  1. Trade Payable (Utang Dagang) adalah subkategori dari AP. Ini khusus merujuk pada kewajiban yang timbul dari pembelian barang atau jasa dalam operasional bisnis.

Trade payable berhubungan dengan utang dagang kepada pemasok atau vendor yang menyediakan barang atau jasa untuk perusahaan.

Contoh: Jika perusahaan memesan bahan baku dari pemasok dan belum membayar, itu adalah contoh dari trade payable. Ini adalah kewajiban spesifik yang berkaitan dengan transaksi bisnis tertentu.

Jadi, perbedaan utama antara account payable dan trade payable adalah AP mencakup semua jenis utang yang dimiliki oleh perusahaan, sementara trade payable adalah jenis khusus dari account payable yang terkait dengan utang dagang.

Baca Juga: Perbedaan Purchase Order dan Purchase Requisition

Contoh Account Payable

Bayangkan bahwa perusahaan Anda memesan bahan baku senilai Rp2.500.000 dari salah satu pemasok Anda. Pemasok tersebut mengirimkan barang pada tanggal 1 September, tetapi perjanjian pembayaran adalah tanggal 15 September. 

Maka atas transaksi ini Rp2.500.000 pada 1 September, akan dicatat dalam akun Account Payable. Lalu pada 15 September ketika pembayaran akan mengurangi jumlah kas bisnis. 

TanggalKeteranganRefDebetKredit
1 SeptemberPembelianRp2.500.000
Utang usahaRp2.500.000
15 SeptemberUtang usahaRp2.500.000
KasRp2.500.000

Baca juga: Panduan Laporan Keuangan: 5 Jenis, Fungsi, dan Contohnya

Perbedaan AR dan AP

Guna mempermudah pemahaman tentang perbedaan AR dan AP, berikut kami berikan tabel perbedaannya:

Perbedaan AR dan AP

Kesimpulan

Account receivable (piutang usaha) dan account payable (utang usaha) adalah dua elemen utama yang tidak hanya mencerminkan kesehatan finansial perusahaan, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada operasional sehari-hari.

Ketika dikelola dengan baik, account receivable membantu perusahaan memantau pendapatan yang diharapkan, menjaga likuiditas, dan memberikan peluang pertumbuhan melalui pemberian kredit yang bijaksana kepada pelanggan. 

Di sisi lain, account payable membantu dalam mengatur kewajiban keuangan, menjaga hubungan yang baik dengan pemasok, dan memastikan kelancaran rantai pasokan. Kedua konsep ini saling terkait dalam mengoptimalkan arus kas dan kestabilan keuangan perusahaan. 

Dalam bisnis, penting untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara AR dan AP. Guna menghindari keterlambatan pembayaran dan kemudahan pencatatan transaksi, Anda dapat menggunakan software akuntansi. 

Software akuntansi Impact membantu Anda untuk dengan mudah mengidentifikasi AR dan AP sehingga meminimalisir kesalahan dalam proses pencatatan. Laporan keuangan juga dapat dihasilkan secara otomatis sehingga lebih efisien. 

Baca juga: Software Akuntansi adalah Solusi agar Bisnis Cepat Maju

Tim Insights Impact

Tim Insights Impact terdiri dari beragam individu profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis. Bersama-sama, kami berkomitmen untuk memberikan wawasan mendalam dan pemahaman yang berharga tentang berbagai topik terkait strategi bisnis dan tren industri yang relevan.

Blog
WhatsApp Us